Sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) siap dibangun untuk mendukung Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), Sulawesi Selatan. Pembangunan PLTGU tersebut akan dilakukan oleh PT Energi Nusantara Merah Putih bekerjasama dengan perusahaan asal Cina Sinland Development Pte. Ltd.
Presiden Direktur Energi Nusantara Merah Putih Westana Wiraatmadja mengatakan kepastian pembiayaan atau financial closing PLTGU ini akan dilakukan paling cepat akhir tahun ini. Setelah itu, tahapan konstruksi akan segera dilakukan dengan rentang waktu 36 bulan. Sinland Development yang merupakan anak usaha dari China Machinery Engineering Corporation (CMEC) akan membantu dari sisi teknis seperti konstruksi dan kepastian pembeli listrik.
“Akhir 2020 atau paling lama awal 2021 sudah jadi,” kata Westana usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Sinland Development di Hotel Shangri-la, Jakarta, Jumat (24/2). (Baca: Swasta Berpeluang Dapat Insentif jika Percepat Proyek Listrik)
Bukan hanya PLTGU, Westana menambahkan pihaknya juga akan membangun fasilitas stasiun penerima gas alam cair untuk mendukung pasokan bahan bakar PLTGU tersebut. Dia mengestimasikan kebutuhan dana investasi untuk membangun dua proyek itu mencapai US$ 980 juta.
“PLTGU dan fasilitas gas akan dibangun anak usaha kami yakni PT Power Merah Putih dan PT Pasifik Agra Energi,” ujar Westana. Dana yang dibutuhkan untuk dua proyek ini sekitar 70 persen akan didapat dari pinjaman dan 30 persen lainnya dari kas perusahaan. Westana mengatakan saat ini pihaknya masih bernegosiasi dengan pihak pemberi pinjaman.
(Baca: Swedia Minati Pembangkit Tenaga Air dan Angin di Indonesia Timur)
Nantinya, KIBA akan mendapatkan pasokan listrik dari PLTGU berkapasitas 600 megawatt (MW) ini. Untuk diketahui, beberapa penghuni KIBA adalah pabrik smelter diantaranya milik PT Titan Mineral Utama serta PT Huadi Nikel Alloy. Kedua smelter tersebut ditargetkan selesai pembangunannya tahun ini.
Westana juga mengatakan rencananya listrik yang dihasilkan PLTGU ini hanya diarahkan ke kawasan industri di Sulawesi Selatan tersebut. Namun, dia juga membuka kemungkinan apabila PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tertarik menjadi pembeli (off taker).
“Apalagi mereka sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki penjamin jelas yakni negara,” katanya.
Terkait dengan pasokan gasnya, Westana belum bisa memberitahukannya. Dia hanya mengatakan pasokan tersebut nantinya akan satu paket dengan financial closing proyek ini.
Sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengizinkan impor gas bumi untuk pembangkit listrik. Tujuannya agar pembangkit listrik mendapatkan bahan baku yang murah sehingga bisa turut menurunkan harga listrik. (Baca: Aturan Terbit, PLN Bisa Impor Gas Bumi untuk Pembangkit)
Menteri Energi Ignasius Jonan mengatakan, impor gas akan dilakukan oleh PT PLN (Persero) dan pembangkit swasta. “Itu saya setuju. Listrik kalau lihat harga patokan melebihi itu,” kata dia.