Pemerintah akan segera melakukan kunjungan ke Negara Iran. Dalam kunjungan tersebut, pemerintah akan menjajaki kerjasama di bidang migas. Indonesia akan mengimpor gas dan mengajukan proposal untuk mengakuisisi dua lapangan migas di negara tersebut.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan kunjungan kerja ke Iran yang akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Kunjungan ini untuk menindaklanjuti kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke negara tersebut pada bulan Desember lalu. (Baca: Indonesia-Iran Targetkan Nilai Perdagangan Naik 7 Kali Lipat)
Agendanya, pemerintah akan berinvestasi di Iran melalui PT Pertamina (Persero). “Kemudian PLN (PT Perusahaan Listrik Negara), energi mungkin itu. Impor gas LPG, ada kemungkinan juga LNG," ujar Arcandra saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (17/2).
Pertamina berencana mengelola dua lapangan migas milik Iran. Pemerintah juga akan menjajaki kerja sama dengan negara tersebut untuk melakukan impor minyak mentah (crude). Sementara untuk impor gas, dia masih enggan menyebutkan berapa volume LPG dan LNG yang akan diimpor. Namun, dirinya berharap dapat mendapat harga yang murah untuk impor gas dari Iran ini.
"Kami berharap harga landed price-nya, kalau bisa murah. Sekian persen dari harga crude oil. Misalnya 11,5 persen," ujarnya. (Baca: Pemerintah Akan Impor Gas Tahun Ini)
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan pemerintah akan mengkaji lebih dulu terkait dengan impor LNG. Namun, apabila mendapatkan harga yang baik, tentunya pemerintah akan mendorong impor LNG tersebut.
Untuk minyak mentah, pemerintah masih melakukan percobaan impor yang akan masuk ke Indonesia akhir bulan ini. "Untuk Crude sekarang kan masih tes, satu kargo, hampir satu juta barel. Kami coba dulu di kilang kita, kalau ternyata bagus kami lanjutkan nanti dengan yang berikut-berikutnya," ujarnya. (Baca: Pekan Depan, Pertamina Uji Coba Minyak Asal Iran di Kilang Cilacap)
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, pihaknya akan menuju Iran terlebih dahulu untuk melakukan diskusi dengan National Iran Oil Company (NIOC). Sehingga, pemerintah bisa siap melakukan negosiasi saat berkunjung ke Iran. Terutama mengajukan proposal lelang untuk mengelola dua lapangan migas milik Iran yang akan dilakukan oleh Pertamina.
Namun, setelah mengajukan proposal lelang tersebut, Syamsu mengatakan, masih belum mengetahui kapan keputusan pemenangnya akan diumumkan, "Karena kan ada dua bidder (penawar) lagi," ujar Syamsu. (Baca: Pertamina Finalisasi Proposal Pengelolaan Lapangan Migas Iran)
Selain itu, pemerintah juga akan mendorong Iran merealisasikan rencana investasinya di Indonesia. Direktur Pengadaan PT PLN (Persero) Supangkat Iwan Santoso mengatakan, Iran telah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di sektor tenaga listrik terutama untuk membangun pembangkit listrik panas bumi dan energi baru dan terbarukan lainnya.
Iran juga akan berinvestasi dibidang maintenance service dan juga capacity building industri peralatan. "Waktu itu pembicaranya (Iran) bisa menganggarkan sampai US$ 5 milyar. Bukan hanya pembangkit, tapi semuanya," ujar Iwan.