ExxonMobil segera berunding bersama mitranya untuk membahas kelanjutan rencana pengembangan proyek gas Lapangan Jambaran Tiung Biru. Penyebabnya, pemerintah menolak pemberian insentif untuk mengembangkan lapangan gas di Blok Cepu tersebut.
Vice President Public and Goverment Affair ExxonMobil Erwin Maryoto mengatakan, perundingan ini untuk membahas kelangsungan proyek Jambaran Tiung Biru. "Kami akan membicarakan hal tersebut dengan para mitra Blok Cepu," kata dia kepada Katadata, Senin (16/1). (Baca: Pemerintah Tolak Permintaan Insentif Proyek Jambaran-Tiung Biru)
Di tempat terpisah, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar membenarkan mengenai tidak adanya insentif untuk proyek Jambaran-Tiung Biru. Alasannya, ada biaya yang seharusnya tidak harus dimasukkan dalam pengembangan proyek. "Benar (tak ada insentif)," kata dia, Senin (16/1).
Di sisi lain, kontraktor sangat berharap ada insentif untuk proyek Jambaran-Tiung Biru. Tujuannya agar keekonomian proyek tersebut dapat tercapai dan lapangan minyak dan gas bumi di Blok Cepu itu bisa segera berproduksi. Apalagi saat ini belum ada perjanjian jual beli gas dari proyek tersebut. (Baca: ExxonMobil Minta Alokasi Gas Tiung Biru Seluruhnya untuk Pertamina)
Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Adriansyah mengatakan agar proyek menguntungkan, kontraktor menginginkan tingkat pengembalian investasi (IRR) sekitar 16 persen per tahun. Namun pemerintah hanya bisa memberikan 12-13 persen per tahun.
Sebagai gambaran, Lapangan Jambaran Tiung Biru berada di Blok Cepu. Dalam menggarap lapangan gas tersebut, Pertamina memiliki hak kelola sebesar 45 persen dan bertindak sebagai operator. ExxonMobil juga memiliki hak kelola sebesar 45 persen. Sementara 10 persen sisanya dimiliki oleh BUMD setempat.
(Baca: Belanja Modal Proyek Tiung Biru di Blok Cepu Bisa Turun 10 Persen)
Dari data Pertamina , revisi rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) Lapangan Jambaran Tiung Biru disetujui pada 17 Agustus 2015, alias dua tahun yang lalu. Bahkan proyek ini diperkirakan menjadi proyek terbesar di Direktorat Pertamina Hulu.