Lapindo Brantas Inc telah mengantongi izin dari Kementerian ESDM untuk melakukan pengeboran ulang sumur (workover) di Blok Brantas, Sidoarjo, Jawa Timur. Saat ini Lapindo telah mulai melakukan kegiatan pengeboran pada sumur tersebut.
"Bor workover sudah berjalan lima sumur," kata Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto kepada Katadata, Selasa (16/8).
Kontrak Lapindo di Blok Brantas akan habis pada 2020. Saat ini produksi di blok migas tersebut masih rendah, karena banyak sumur yang tidak bisa beroperasi. Masalahnya Lapindo Brantas harus mengganti dana talangan dari pemerintah untuk membayar ganti rugi bagi korban lumpur di Sidoarjo.
(Baca: Dilarang Mengebor, Lapindo Tetap Harus Bayar Dana Talangan)
President Corporate Communication Lapindo Brantas Inc Hesti Armiwulan mengatakan pihaknya ingin mengoptimalkan sisa tahun yang ada untuk bisa berproduksi lebih baik lagi. “Makanya kami melakukan program workover.” ujarnya.
Lapindo sudah mulai melakukan pengeboran sumur workover pada Mei lalu pada sumur Wunut-19. Hesti mengatakan pengeboran sumur yang sudah tidak beroperasi sejak 2013 lalu ini berhasil, aman, dan tidak mengalami masalah apa pun.
Dengan keberhasilan program workover di Wunut-19, Lapindo pun melakukan hal serupa di sumur lainnya, yakni Wunut-4 dan Wunut-16. Kemudian dilanjutkan pada sumur Wunut-3 dan Wunut-15. Totalnya ada lima sumur yang sudah mendapatkan izin.
"Harapannya kami bisa tambah, tahun ini bisa diijinkan enam sumur lagi. Jadi totalnya ada 11 sumur workover," kata Hesti.
(Baca: Ingin Tetap Mengebor, Lapindo Siapkan Tambahan Data Teknis)
Lapindo Brantas juga tengah mengupayakan agar lapangan Tangulangin bisa berproduksi tahun ini. Menurutnya izin untuk mulai melakukan pengeboran di sumur tersebut sudah lengkap. Namun, masih ada kendala sosial. Masyarakat Desa Kedungbanteng masih menolak kegiatan operasi pada Lapangan Tanggulangin.
"Tanggulangin itu sebetulnya izinnya udah lengkap semua, tapi kan kegiatan kami terhenti itu kan karena ada berbagai permintaan," kata Hesti.
Rencana Lapindo untuk melakukan pengeboran di Lapangan Tanggulangin pada awal tahun ini tertunda. Perusahaan Grup Bakrie ini harus mengurus beberapa izin dan memperbarui data teknis bisa memulai pengeboran. Pasalnya data yang digunakan Lapindo merupakan data lama.