KATADATA - Puncak produksi Blok Cepu yang diharapkan bisa mencapai 205.000 barel per hari (bph) tahun depan kemungkinan akan sulit terlaksana. Produksi maksimal blok migas di Bojonegoro tersebut hanya akan mencapai 165.000 bph.

Sebenarnya fasilitas produksi utama (central production facility/CPF) Blok Cepu hanya bisa mencapai 165.000 bph. Jika ditambahkan dengan fasilitas produksi awal (early production facility/EPF) sebesar 40.000 bph, puncak produksinya bisa meningkat hingga 205.000 bph.

Masalahnya kontrak EPF yang sudah berjalan sejak Agustus 2009 akan habis pada Desember tahun ini. ExxonMobil sudah mengusulkan untuk memperpanjang sewa fasilitas tersebut. Namun, keputusannya berada di tangan pemerintah. (Baca: ExxonMobil Pastikan Puncak Produksi Blok Cepu Akhir Tahun Ini)

Hingga saat ini pemerintah belum memutuskan apakah akan memperpanjang kontrak tersebut atau tidak. “Perpanjangan sedang dibahas," ujar Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja, kepada Katadata, Rabu (4/11).

Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan produksi tahun depan, kemungkinan hanya akan mengandalkan fasilitas produksi yang ada. "Karena Engineering Procurement and Constructions (EPC) I dan V akan tuntas di akhir 2015, jadi selanjutnya akan menggunakan sarana fasilitas produksi hasil EPC I-V. Kecuali ada pertimbangan dan kebijakan lain dari pemerintah," ungkapnya saat dihubungi katadata, Rabu (4/11).

Pembangunan fasilitas Blok Cepu dibagi ke dalam lima kontrak EPC (rekayasa, pengadaan, dan konstruksi). EPC I adalah CPF, fasilitas yang paling vital dalam proyek tersebut, pengerjaannya sudah 97 persen dan diperkirakan akan selesai pada Desember 2015. (Baca: Produksi Pertamina dari Blok Cepu Akan Naik 85 Persen Tahun Depan)

EPC II merupakan pembangunan pipa darat (onshore)dari Banyu Urip ke Pantai Palang di Tuban sepanjang 72 kilometer. EPC III adalah pembangunan pipa bawah laut dan menara tambat (mooring tower)  Floating Storage and Offloading (FSO).  EPC IV merupakan pembangunan kapal FSO (Floating Storage and Offloading) Gagak Rimang. Pengerjaan EPC II, III, dan IV sudah selesai 100 persen. Sementara EPC V, pembangunan infrastruktur pendukung, baru akan sesai pada bulan ini.

Setelah seluruh pengerjaan EPC I hingga EPC V selesai, Blok Cepu bisa memproduksi hingga 165.000 bph. Meningkat dua kali lipat lebih dari produksi saat ini yang hanya 80.000 bph. Ini bisa menggantikan produksi EPF yang hanya 40.000 bph.

Blok Cepu awalnya memang ditargetkan bisa menyumbang 20 persen produksi minyak nasional. Dengan produksi 165.000 bph, kata Elan, sudah bisa mencapai target tersebut. Artinya tidak perlu digenjot hingga 205.000 bph dengan memperpanjang sewa EPF. (Baca: Demi Kejar Target Lifting, Puncak Produksi Blok Cepu Jadi Pendek)

Reporter: Anggita Rezki Amelia