Eksplorasi Migas Lambat, Sudirman Bentuk Tim Independen Baru

KATADATA
Menteri ESDM Sudirman Said.
6/5/2015, 12.34 WIB

KATADATA ? Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membentuk Komite Eksplorasi Nasional. Tim yang akan dipimpin oleh anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Andang Bachtiar itu untuk memperlancar kegiatan produksi minyak dan gas bumi (migas) di tanah air.

Pembentukan tim independen ini merupakan kali kedua yang dilakukan Menteri ESDM Sudirman Said. Sebelumnya pada pertengahan November 2014, dia membentuk Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin oleh Faisal Basri.

Sudirman mengatakan, pembentukan Komite Eksplorasi merupakan rekomendasi dari para pelaku industri migas yang tergabung dalam Indonesian Petroleum Association (IPA). Tim independen ini diharapkan dapat mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang selama ini menghambat industri migas.

?Rekomendasi sudah begitu banyak. Inilah waktunya untuk eksekusi. (Jadi tim independen ini) tidak akan buat rekomendasi tapi menjalankan apa yang sudah direkomendasikan,? kata Sudirman di kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (5/5) malam.

Tim ini nantinya yang akan mendorong supaya kegiatan eksplorasi migas dapat dilakukan secara besar-besaran, termasuk memperbaiki cadangan migas yang turun dalam satu dekade terakhir.

?Tugas tim ini semacam pendorong supaya apa yang dikerjakan di SKK Migas dan Kementerian ESDM itu bisa mendapatkan energi tambahan,? tutur dia.

Sudirman mengatakan, anggota dari Komite ini belum terbentuk, namun tim akan terdiri dari orang-orang berbagai disiplin ilmu.

Andang Bachtiar mengatakan, identifikasi terhadap hambatan dalam program eksplorasi maupun eksploitasi sudah ada, bahkan sejak 10 tahun yang lalu. Dari segi nonteknis, dia mengatakan masalah utamanya adalah dalam koordinasi. Pembentukan tim ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Secara teknis, kata dia, pemerintah harus lebih turun tangan di eksplorasi. Salah satunya lewat pemberian biaya penggantian atau cost recovery di blok yang sudah produksi. Selain itu memperbanyak studi di Indonesia Timur.

Menurut dia, kelemahan yang ada sekarang adalah tidak mengetahui daerah yang berpotensi memiliki cadangan minyak.

?Kenapa kita susah mendapatkan cadangan baru, karena tidak punya konsep dasar eksplorasi. Kita jago mengelola yang sudah ketemu, tapi mencari yang belum ketemu susah. Yang tahu biasanya orang asing, jadi mereka yang tahu informasi itu,? ujar dia.

Reporter: Arnold Sirait