10 Wilayah Kerja Migas Tidak Laku Dilelang

KATADATA
Penulis: Safrezi Fitra
19/3/2015, 12.19 WIB

KATADATA ? Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan lelang terhadap 21 wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas). Dalam lelang tersebut ada 10 WK yang tidak diminati investor.

Tidak ada investor yang mau mendaftar pada delapan WK yang dilelang. Sementara dua WK lainnya, ada yang mendaftar, tapi tidak memenuhi syarat.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan 10 wilayah kerja yang tidak laku karena investor masih belum berniat untuk berinvestasi di tahun ini. Salah satunya karena  harga minyak dunia yang sedang rendah. 

(Baca: 23 Kontraktor Migas Terjerat Sengketa Pajak Rp 3,2 Triliun)

"Alasan pertama karena harga minyak turun, jadi mikir-mikir perusahaannya. Lalu potensinya juga medium biasa aja. Kalau misalnya saya mintanya 500 tapi di situ adanya cuma 300, jadi ya mikir-mikir lagi mungkin mereka, potensi cadangannya," kata dia di Direktorat Jenderal Migas, Jakarta, Rabu (18/3).

Proses lelang tersebut dilakukan saat harga minyak dunia baru mulai bergerak turun pada pertengahan tahun lalu.. Proses lelang WK konvensional telah dimulai pada 2 Juni 2014 sampai Oktober 2014. Sementara untuk WK nonkonvensional, dimulai pada 23 Juni 2014 hingga 7 Agustus 2014.

10 WK yang tidak laku ini terdiri dari lima WK konvensional dan lima non-konvensional (shale gas). Lima WK konvensional, di antaranya Yamdena (Maluku), South Aru II (Maluku), Aru Through II (Maluku), North Central Java Offshore (Jawa Timur), dan Dolok (Papua).

Sementara untuk WK non-konvensional yang tidak laku pada lelang tersebut, yaitu North Tarakan (Kalimantan Utara), Kutai (Kalimantan Timur), Jambi I, Jambi II, dan Shinta (Sumatera Selatan).

Menurut Naryanto, pemerintah akan kembali melakukan lelang terhadap WK yang belum laku. Jumlah peserta lelangnya tidak perlu banyak, asalkan jelas siapa pemilik dan jelas perusahaannya.

Setidaknya, dalam lelang kali ini ada 11 WK yang sudah mendapatkan pemenangnya. Beberapa perusahaan lokal juga ikut memenangkan lelang tersebut, salah satunya PT Mentari Abdo Pertiwi, milik Sandiaga Uno.

Total komitmen investasi berupa studi eksplorasi yang didapat dari hasil lelang tersebut mencapai US$ 144,25 juta. Sementara pemerintah akan menerima langsung bonus tandatangan dari setiap WK tersebut senilai total US$ 12 juta.

Reporter: Arnold Sirait