PT Pertamina mengumumkan, kegiatan survei seismik wilayah kerja Jambi Merang telah mencapai 76,4% atau sekitar 22.943 Kilometer (Km). Survei Seismik ini diharapkan mampu memberikan data awal untuk kegiatan eksplorasi.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan, targetnya survei seismik ini dilakukan hingga 30.000 Km dan akan selesai awal kuartal III 2020. Hal ini ia sampaikan saat menghadiri Management Walkthrough (MWT) secara virtual bersama SKK Migas.
"Walaupun penuh dengan tantangan kami optimis pekerjaan survei akan dapat diselesaikan pada pertengahan Juli 2020," kata Dharmawan, dalam siaran pers, Selasa (26/5).
Ia menambahkan, survei seismik 2D ini menjadi salah satu bagian dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang yang dilaksanakan hingga tahun 2024 dengan nilai investasi sebesar US$ 239,3 juta.
Cakupan survei ini terdiri dari 47 cekungan yang membentang dari perairan Bangka di wilayah barat Indonesia hingga perairan Papua di wilayah timur Indonesia dan merupakan yang terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam 10 tahun terakhir.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut, kegiatan survei seismik ini diharapkan mampu membuka wilayah kerja baru untuk eksplorasi minyak dan gas (migas) Indonesia.
(Baca: Investasi Pertamina Tahun Ini Naik 84%, Terbesar ke Sektor Hulu Migas)
"Kualitas hasil dan ketepatan dalam penyelesaian pekerjaan menjadi penting bagi survei ini, yang diharapkan mampu menciptakan wilayah kerja-wilayah kerja baru yang dapat meningkatkan iklim eksplorasi atau investasi hulu migas di Indonesia kedepannya," kata Dwi Soetjipto.
Sektor hulu migas memang menjadi perhatian utama Pertamina saat ini, mengingat sumur-sumur minyak yang dikelola sudah dalam tahap penurunan atau declining. Perusahaan pelat merah tersebut berharap, dapat berkontribusi 65% terhadap produksi minyak nasional, dari sisi domestik.
Pada 2030, Pertamina menargetkan dua lini bisnis berkontribusi besar terhadap volume produksi. Keduanya yakni pengurasan sumur minyak (Enhanced Oil Recovery/EOR) dan transformasi resources to production di lapangan-lapangan migas besar.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widwayati mengatakan, perusahaan bakal terus meningkatkan produksi migas secara bertahap. Pada tahun ini, produksinya ditarget 923 milion barrel oil of equivalent per day (MBOEPD), naik dibanding prognosa 2019 sebesar 906 MBOEPD.
Karena itu, perusahaan akan lebih agresif mencari dan menemukan tambahan cadangan migas melalui survei seismik. Tahun ini, total luasan survei seismik 2D termasuk 2D open area mencapai lebih dari 31.000 Km, meningkat 500% dibanding 2019.
(Baca: Cari Cadangan Migas, Pertamina Eksplorasi Dua Lapangan di Kalimantan)