Pertamina: Restrukturisasi Sektor Hulu Tak Ganggu Operasi Blok Migas

Pertamina Hulu Energi
Ilustrasi, blok migas. Pertamina menjamin operasional blok migas tak terganggu selama proses restrukturisasi subholding hulu.
18/6/2020, 15.04 WIB

Pertamina menyatakan restrukturisasi anak usaha di sektor hulu tak akan mengganggu keberlangsungan kegiatan operasi blok migas. Pasalnya, operasional hulu migas tetap berjalan seperti biasa.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyebut pihaknya tengah merampungkan restrukturisasi sesuai dengan keputusan pemegang saham. Di samping itu, perombakan di sektor hulu yang diubah menjadi per regional tidak akan mengubah kegiatan operasional blok migas

"Terkait dengan regionalisasi, itu hanya manajerial saja, dari sisi koordinasi," ujar Fajriyah kepada Katadata.co.id, Kamis (18/6).

Lebih lanjut, menurut Fajriyah, pembentukan kluster dalam dunia bisnis merupakan hal yang wajar. Terlebih lagi, anak usaha bisa menggunakan fasilitas bersama sehingga bisa menghemat biaya operasional.

"Hal ini akan dikomunikasikan lebih lanjut dengan regulator terkait," kata dia.

(Baca: Pertamina Tunjuk Jajaran Direksi Subholding Hulu Migas)

(Baca: Dorong Efisiensi, Pertamina Restrukturisasi Pengelolaan Blok Migas)

Di sisi lain, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas atau SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya masih menunggu penjelasan Pertamina terkait restrukturisasi anak usaha di sektor hulu migas. Dia juga berharap proses restrukturisasi tersebut tidak mengganggu operasional blok migas.

"Kami akan minta Pertamina untuk memberi penjelasan," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan tujuan merestrukturisasi pengelolaan blok migas jadi per wilayah untuk memangkas hambatan pengeboran. Pasalnya, tantangan yang sering dihadapi anak usaha perusahaan yakni pengadaan alat rig pengeboran sumur. Proses pengadaan alat pengeboran selama ini lebih rumit karena dilaksanakan secara terpisah oleh anak usaha, bukan per regional.

Sementara itu, Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai sinergi antar anak usah amemang perlu dilaksanakan. Sinergi tak hanya dilihat dari segi dalam pengadaaan rig pengeboran, tetapi juga aspek-aspek lain yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional.

"Ini kan masih baru ya. Masih terlalu dini untuk menilainya. Kita lihat sambil jalan nanti bagaimana implementa," ujarnya.

Adapun, Pertamina membagi restrukturisasi anak usaha hulu migas menjadi lima regional. Dalam operasionalnya, PT Pertamina Hulu Energi yang akan membawahi semua anak usaha hulu.

Regional I atau Sumatera akan dikelola sepenuhnya oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR). Beberapa lapangan migas yang akan dikelola yaitu Lapangan Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, Prabumulih, Limau, Pendopo, serta lapangan Adera.

Kemudian ada blok migas NSO, NSB, WG Kambuna, Siak, Kampar, Jambi Merang, Ogam Komering, Raja Tempirai, Corridor, Ramba, CP Pekanbaru, dan Jabung.

Regional II atau Jawa sepenuhnya dikelola oleh PT Pertamina EP. Anak usaha tersebut bakal mengelola lapangan Tambun, Subang, Jatibarang, blok East Natuna, Blok A, blok Offshore North West Java (ONWJ), Abar, Anggursi dan Offshore Southeast Sumatera (OSES).

Regional III atau Kalimantan dikelola oleh PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), yang mengelola lapangan Tanjung, Sangata, Sanga-Sanga, Bunyu, Tarakan, Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Pertamina Hulu Kalimantan (PHKT), Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), East Sepinggan, Maratua, Nunukan, Simenggaris, Ambalat, dan Bukat.

Regional IV atau East Indonesia sepenuhnya dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu. Adapun blok miigas di bawah anak usaha tersebu terdiri dari Donggo Matindok, Senoro Toili, Makassar Strait, Tomori, Papua, Salawati, Salawati (Kepala Burung), Babar Selaru, Semai IV, Adk, Cepu, Poleng, WMO, Randugunting JTB, Banyu Urip, Sukowati dan Tuba East Java.

Regional V sepenuhnya dikelola oleh PT Pertamina Internasional EP. Perusahaan akan mengelola aset luar negeri seperti di Algeria, Iraq, dan Malaysia.

(Baca: Fadli Rahman, Komisaris Milenial Subholding Pertamina Hulu Energi )

Reporter: Verda Nano Setiawan