Harga emas bergerak naik seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap terus bertambahnya kasus positif virus corona atau Covid-19 secara global. Kenaikan harga emas spot global diikuti pula oleh kenaikan harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam)
Mengutip Bloomberg, Senin (13/7) harga emas di pasar spot tercatat berada di level US$ 1.804,41 per ons, naik 0,32% dibandingkan harga sebelumnya.
Harga emas diprediksi naik signifikan, karena pelaku pasar kian khawatir terhadap prospek pemulihan ekonomi global. Kekhawatiran ini, didasarkan atas kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 secara signifikan di beberapa negara, terutama Amerika Serikat (AS).
Di negara bagian Florida misalnya, pada Minggu (12/7) tercatat penambahan kasus positif Covid-19 menembus 15.000 kasus dalam waktu 24 jam. Hal ini membuat pelaku pasar khawatir, mengingat Presiden AS Donald Trump tetap kukuh melonggarkan pembatasan.
Belum lagi soal maraknya aksi menolak memakasi masker di AS, makin membuat pelaku pasar khawatir prospek pemulihan ekonomi bakal tertunda atau bahkan gagal.
Di sisi lain, tensi antara AS dan Tiongkok masih memanas, menyusul keengganan Trump bernegosiasi dengan pemerintah Tiongkok terkait fase kedua perjanjian perdagangan. Sikap keras AS ini makin mengaburkan harapan normalnya hubungan dagang antara kedua negara ini.
Alhasil, pelaku pasar mengalihkan dana ke aset yang aman atau safe haven assets seperti emas, yang memang digunakan sebagai instrumen lindung nilai di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.
Meski demikian, harapan membaiknya perekonomian belum ditanggalkan oleh para pelaku pasar. Mengutip Reuters, Senin (13/7), pelaku pasar tengah menanti rilis data makro ekonomi AS, dan data pendapatan korporasi besar AS.
Pendapatan korporasi di AS diestimasi meningkat, setelah sebelumnya turun signifikan akibat pandemi virus corona. Kenaikan kinerja korporasi, diprediksi akan mendorong pelaku pasar kembali ke aset berisiko, seperti saham.
(Baca: Dolar AS Tekan Harga Emas, Logam Mulia Antam Turun Jadi Rp 937 Ribu)
Meski demikian, emas harus bersaing dengan dolar AS, yang juga merupakan instrumen safe haven. Membaiknya pendapatan korporasi AS, selain meningkatkan minat pasar terhadap aset berisiko, juga akan memperkuat nilai tukar dolar AS. Apalagi, beberapa analis akhir pekan lalu menyatakan emas sudah memasuki area jenuh beli.
Analis dari ED&F Man Capital Markets Edward Meir mengatakan, emas telah dibeli berlebihan setelah menembus level US$ 1.800 per ounce. Hal itu menambah tekanan terhadap harga emas.
"Kami lihat beberapa investor mulai menjualnya," ujar Meir dikutip dari Reuters, Jumat (10/7).
Sementara dari dalam negeri, harga emas batangan produksi Antam tercatat mengalami kenaikan. Pada Senin (13/7), harga emas Antam tercatat sebesar Rp 938.000 per gram, naik Rp 1.000 dibanding harga akhir pekan lalu.
Berdasarkan situs logammulia.com, harga emas batangan Antam adalah sebagai berikut:
- Emas Batangan 0,5 gram Rp 499.000
- Emas batangan 1 gram Rp 938.000
- Emas batangan 2 gram Rp 1.816.000
- Emas batangan 3 gram Rp 2.699.000
- Emas batangan 5 gram Rp 4.470.000
- Emas batangan 10 gram Rp 8.875.000
- Emas batangan 25 gram Rp 22.062.000
- Emas batangan 50 gram Rp 44.045.000
- Emas batangan 100 gram Rp 88.012.000
- Emas batangan 250 gram Rp 219.765.000
- Emas batangan 500 gram Rp 440.320.000
- Emas batangan 1.000 gram Rp 878.600.000
(Baca: Harga Emas Catat Rekor Baru, Logam Mulia Antam Naik Jadi Rp 940 Ribu)