Pertamina Hulu Energi atau PHE segera memulai pengembangan Lapangan KLD Blok Offshore North West Java atau Blok ONWJ. Proyek tersebut diharapkan menambah produksi migas perusahaan.
Pertamina telah menyelesaikan tahap pabrikasi Anjungan KLD pada 15 Juli 2020. Anjungan tersebut mulai dirakit pada September 2019 oleh kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah di Handil-1 Fabrication Yard. Peralatan tersebut saat ini berlayar atau Sail Away menuju Lapangan KLD yang berada di lepas Pantai Utara Jawa Barat.
GM PHE ONWJ Cosmas Supriatna mengatakan perjalanan anjungan menuju lokasi pemasangan akan memakan waktu selama sekitar 10 hari. Sehingga diperkirakan pemasangan Anjungan KLD bisa dimulai pada Agustus 2020. Proses tersebut terdiri dari pile, jacket, dan topside termasuk boat landing anjungan.
"Kami berharap pengembangan lapangan KLD sesuai dengan timeline," ujar Cosmas dalam siaran pers pada Kamis (15/7).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan apresiasinya kepada PHE ONWJ yang mampu menyelesaikan pengerjaan anjungan di tengah pembatasan mobilitas sebagai dampak Covid-19. Terlebih lagi, proyek-proyek migas pada tahun ini menghadapai banyak tantangan, terutama terkait anjloknya harga minyak mentah dunia.
“Kami berharap capaian yang membanggakan ini dapat dikawal dengan baik agar memberikan dampak positif pada penambahan produksi migas dan dalam jangka panjang akan menopang upaya mencapai produksi 1 juta barel pada 2030," kata Dwi.
(Baca: SKK Migas Sebut Produksi Blok Rokan pada 2021 Naik Jadi 175 Ribu Barel)
Direktur Utama PHE Subholding Upstream Budiman Parhusip menegaskan pandemi Covid-19 tidak menyurutkan kinerja PHE ONWJ. Hal itu dibuktikan dari proses fabrikasi Anjungan KLD yang tepat waktu.
"Kami berupaya maksimal untuk tetap on track sesuai dengan jadwal penyelesaian proyek," ujar Budiman.
Menurut dia, Tim Project telah memberlakukan mekanisme Work From Home (WFH) untuk pekerja di kantor proyek dan meminimalkan jumlah pekerja di lapangan untuk mengutamakan kesehatan. Sedangkan Kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah selain memberlakukan 50% WFH untuk pekerja di Jakarta, juga mempertahankan jumlah pekerja di site yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.
Adapun, proyek dengan alokasi biaya US$ 35.42 juta itu memiliki potensi cadangan mencapai 1,6 mmbc/30.7 BCF atau setara 6,9 MMBOE. Proyek tersebut diharapkan beroperasi lebih cepat dari rencana awal pada kuartal 1 2021.
Pertamina menargetkan dua sumur di Lapangan KLD bisa memproduksi tambahan migas sebesar 500 BCPD & 15 MMSCFD. Produksi dari Lapangan KLD akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.