Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menyebut ada 32 perusahaan pertambangan yang mengajukan perubahaan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun ini. Sebanyak 30 perusahaan di antaranya mengajukan kenaikkan target produksi batu bara.
Sedangkan dua perusahaan lainnya berencana mengurangi target produksi. Meski begitu, Kementerian ESDM tak menjelaskan secara detail perusahaan yang mengajukan RKAB.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif, mengatakan perusahaan pertambangan tersebut baru mengajukan perubahan RKAB seminggu yang lalu. "Belum final, belum ada surat resmi, sehingga saya tidak tahu persis nama-nama perusahaannya. Apakah itu dikabulkan atau tidak," ujar Irwandy dalam diskusi secara virtual, Kamis (16/7).
Lebih lanjut, Irwandy mengatakan, Menteri ESDM Arifin Tasrif menghimbau agar supply-demand tetap terjaga. Sehingga harga batu bara tidak semakin anjlok.
"Pak Menteri tekankan jangan sampai harga batu bara anjlok lebih parah. Bagaimana jaga supply-demand tidak ganggu harga," ujarnya.
(Baca: Harga Komoditas Rendah, Produsen Batu Bara Potong Produksi hingga 20%)
Sebagaimana diketahui, Kementerian ESDM mencatat realisasi produksi batu bara hingga Mei 2020 mencapai 228 juta ton. Angka tersebut hanya 42% dari target produksi tahun ini yang mencapai 550 juta ton. Sedangkan realisasi penggunaan batu bara untuk kepentingan domestik atau DMO mencapai 53,55 juta ton.
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (Persero) atau PTBA berencana merevisi target produki batu bara pada tahun ini. Hal itu dipicu turunnya harga komoditas akibat permintaan anjlok selama pandemi corona.
Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie mengatakan perusahaan menargetkan produksi batu bara sepanjang 2020 sebesar 30,3 juta ton. Namun, perusahaan hanya mampu memproduksi batu bara sebesar 5,5 juta ton pada triwulan pertama 2020.
Angka produksi tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,7 juta ton. Di sisi lain, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia atau APBI menyatakan sejumlah prodisen bakal memangkas produksi tahun ini sebesar 15-20 persen.
"Kemungkinan untuk berubah hari ini, teman-teman lagi kumpul Zoom dengan asosiasi. Kalaupun turun tidak akan signifikan, tunggu saja," ujar Apollonius dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (14/7).