Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas optimistis target lifting 1 juta barel minyak pada 2030 bakal terealisasi. Meskipun saat ini harga minyak dunia masih terpukul penurunan permintaan akibat pandemi covid-19.
Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan pandemi corona membuat pengerjaan beberapa proyek hulu migas terhambat. Termasuk empat megaproyek besar yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional.
Namun, kondisi ini tak menyurutkan niat SKK Migas untuk mengejar target 1 juta barel di tahun 203o. "Kalau orang lain masih mencibir, kita masih mempunyai cita-cita. Cadangan yang ada untuk siap diproduksikan memang tidak banyak lagi. Jadi kita harus lakukan eksplorasi," kata Susana dalam diskusi secara virtual, Kamis (23/7).
Dalam rangka menggenjot peningkatan produksi migas yang akan datang, SKK Migas serta KKKS berkomitmen meningkatkan kegiatan eksplorasi. Komitmen tersebut tertuang melalui Komitmen Kerja Pasti. "KKP akan dikejar oleh SKK Migas kalau KKKS tidak melakukan eksplorasi," katanya.
(Baca: Lifting Migas Anjlok, SKK Migas Tetap Targetkan 1 Juta Barel Minyak)
Adapun kegiatan ekplorasi yang tengah dilakukan salah satunya adalah pelaksanaan survey seismik 2D terbesar di Asia Pasifik. Kegiatan ini merupakan Komitmen Kerja Pasti di Wilayah Kerja Jambi Merang yang saat ini tengah dikerjakan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE).
Survey seismik tersebut melewati area yang berpotensi menjadi penemuan besar (giant discovery) dari wilayah tengah ke timur. Namun, ada beberapa wilayah yang tidak dapat dieksplorasi oleh operator lantaran masalah sosial dengan nelayan. "Komitmen mereka dipindah ke Natuna. Harapan itu kita mendapat data untuk itu," kata dia.
Seperti diketahui, guna mendongkrak kenaikan produksi, upaya yang harus dikakukan satu-satunya yakni melalui kegiatan eksplorasi dan pengeboran.
Pasalnya, lifting minyak Indonesia terus turun dalam beberapa tahun terakhir. Kementerian ESDM bahkan hanya mengusulkan lifting minyak sebesar 690-710 ribu barel per hari (bopd) dalam RAPBN 2021. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan target awal lifting minyak pada tahun ini sebesar 755 bopd.
(Baca: Imbas Pandemi, Target Produksi Migas Tahun Depan 1,7 Juta Barel)