Pemerintah menargetkan investasi hulu migas pada tahun ini mencapai US$ 13,83 miliar. Namun, realisasinya hingga semester I 2020 hanya mencapai US$ 4,74 miliar atau 34% dari target 2020.
Melihat kondisi tersebut, Praktisi Sektor Hulu Migas Tumbur Parlindungan mengatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM seharusnya segera memulai lelang wilayah kerja (WK) atau blok migas. Cara tersebut dianggap mampu memacu investasi migas tahun ini.
Apalagi Tumbur mengatakan lelang blok migas seharusnya dilaksanakan secara berkelanjutan. Pasalnya, industri hulu migas selalu mencari data migas terkini untuk mempertahankan bisnis dalam jangka panjang.
"Perusahaan migas tiap hari evaluasi lapangan atau blok mana pun. Semakin banyak yang ditawarkan, banyak yang lihat data. Mereka akan keep data, mungkin tidak investasi tahun ini tapi setidaknya mereka keep data," kata Tumbur dalam diskusi virtual, Jumat (24/7).
Lebih lanjut, Tumbur mengatakan, persaingan portofolio investasi hulu migas di tataran global semakin ketat. Investor pun mempunyai beragam pilihan untuk menanamkan modalnya di berbagai negara.
Namun, pemerintah justru hanya menawarkan blok migas dengan cadangan kecil. Hal tersebut menyebabkan investor kelas kakap tak tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.
Oleh karena itu, Tumbur berharap Kementerian ESDM dapat menawarkan blok migas yang mempunyai potensi jumbo. "Selama ini yang saya lihat baru ditawarkan yang kecil-kecil," katanya.
Terkait hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas Ego Syahrial enggan berkomentar. Ego bahkan tidak menjawab pesan yang dikirimkan Katadata.co.id pada Jumat (24/7).
Kementerian ESDM sebenarnya berencana melelang 12 blok migas pada tahun ini. Blok migas yang akan dilelang terdiri dari 10 blok konvensional serta dua blok non konvensional.
Pemerintah akan menggunakan dua skema bagi hasil cost recovery atau gross split untuk menarik investor mengikuti lelang. Namun, pemerintah tak kunjung memulai lelang blok migas hingga pertengahan tahun ini.