Jika Shell Hengkang, Proyek Masela Bisa Mangkrak Seperti East Natuna

Katadata/Ratna Iskana
Ilustrasi, dua orang berbincang di booth Inpex Corporation dalam IPA Convex 2019 di Jakarta. Inpex merupakan operator proyek Lapangan Abadi Blok Masela.
29/8/2020, 16.35 WIB

Shell Upstream Overseas Ltd berencana hengkang dari Blok Masela. Hal itu pun diproyeksi menghambat pengembangan proyek migas tersebut.

Mantan Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno bahkan menyebut Blok Masela bakal bernasib sama dengan Blok East Natuna. Pasalnya, pasar gas terutama LNG tengah jatuh.

Selain itu, Ari menyebut tak ada perusahaan migas yang memiliki kemampuan di bidang LNG seperti Shell. Sehingga sulit untuk menemukan perusahaan yang mampu menggantikan Shell di proyek Masela.

"Shell itu kan yang paling mengerti mengenai LNG, portofolionya paling besar di antara perusahaan multinasional. Kalau Shell sampai mundur, saya tidak yakin yang lain mau masuk," ujar Ari dalam diskusi virtual pada Sabtu (29/8).

Ari juga menilai Pertamina tak akan mampu masuk ke Blok Masela. Menurut dia, Pertamina tak memiliki dana yang cukup untuk berinvestasi di proyek tersebut.

"Pertamina tidak akan mampu secara finansial, tidak akan mampu sama sekali," ujarnya.

Direktur Triangle Pase Indonesia Tumbur Parlindungan menilai perusahaan asing lebih cocok menggantikan Shell dibandingkan Pertamina. Perusahaan asing bisa membawa investasi dan teknologi yang dibutuhkan Indonesia.

"Indonesia saat ini membutuhkan foreign direct investment. Kalau bisa asing yang masuk ke Indonesia, yang bawa uang, supaya pertumbuhan ekonomi bergerak," ujar Tumbur.

Halaman: