Harga bahan bakar minyak Pertalite turun untuk wilayah Tangerang Selatan, Banten. PT Pertamina (Persero) melakukan promosi tersebut untuk mendorong penggunaan BBM berkualitas dan ramah lingkungan.
Program ini merupakan kelanjutan dari Program Langit Biru yang sudah lebih dulu dilaksanakan di Denpasar, Bali sejak awal Juli 2020. Harga Pertalite di dua wilayah itu menjadi Rp 6.450 dari sebelumnya Rp 7.650 per liter.
Unit Manager Communication Relation dan CSR Marketing Operating Region III Eko Kristiawan mengatakan langkah tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara. "Kami berharap masyarakat ikut berperan aktif menggunakan BBM yang lebih berkualitas dan bersama-sama membirukan langit di Tangerang Selatan,” katanya dalam keterangan tertulis dari situs Pertamina, Minggu (13/9).
BBM yang berkualitas, menurut Eko, memiliki kadar oktan atau RON tinggi sehingga rendah emisi. Selain itu, jenis bahan bakar minyak ini memiliki performa lebih irit karena pembakaran di ruang mesin kendaraan bermotor lebih sempurna. Pertalite merupakan BBM dengan RON 90.
Potongan harga Pertalite berlaku di 38 stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU di wilayah Tangeran Selatan. “Selain kendaraan bermotor roda dua dan tiga, Pertamina juga menyasar angkot dan taksi pelat kuning,” ucapnya.
Pertamina masih menyediakan BBM dengan RON lebih rendah, yaitu Premium, di kota itu. Namun, jumlahnya terbatas, yaitu di Pondok Cabe, Cirendeu, Rawa Buntu, Pondok Jagung, Ciputat, Pamulang, dan Sawah Lama. Konsumsi Premiun mencapai 20% dari total penyerapan BBM di Tangerang Selatan. Pertalite mendominasi sebesar 50%.
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengatakan program harga Pertalite setara dengan Premium tersebut dapat menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19. “Kami mengapresiasi peran Pertamina,” katanya.
Pemerintah Akan Hapus BBM Beroktan Rendah
Kementeria Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM saat ini sedang berupaya menekan emisi gas rumah kaca. Salah satu caranya dengan menghapus BBM beroktan rendah, seperti Premium.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan negara lain sudah tidak lagi memakai Premium. Hanya lima negara yang saat ini masih memakainya, termasuk Indonesia. Karena itu, pemerintah mendorong masyarakat beralih dari penggunaan Premium ke Pertalite.
Uji coba penghapusan Premium di Jawa, Madura, dan Bali telah berlangsung bertahap. Pertamina telah melakukannya di Bali. “Selain Bali, ada empat daerah lagi melaksanakan uji coba itu,” kata Arifin pada awal bulan ini.
Di tengah langkah tersebut, Pertamina juga sedang meninjau penghapusan BBM beroktan rendah. Langkah ini sebagai upaya perusahaan pelat merah itu dalam mendukung rencana pemerintah menekan emisi.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 menyebutkan penggunaan BBM harus di atas RON 91. BBM yang masih di bawah angka itu adalah Premium dengan oktan 88 dan Pertalita yang beroktan 90.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada akhir Agustus lalu mengatakan penghentian penjualan dua produk itu masih menjadi pertimbangan. Sebab, konsumsi dua BBM itu merupakan yang terbesar di Indonesia saat ini dibandingkan bahan bakar minyak lainnya.
Dalam proyeksinya, Pertamina akan menurunkan BBM beroktan rendah dan menaikkan bahan bakar ramah lingkungan hingga 2024. Harapannya, konsumsi Premium akan turun menjadi 13,8 ribu kiloliter per hari pada tahun tersebut. Sebaliknya, konsumsi Pertamax akan naik menjadi 29,9 ribu kiloliter, seperti terlihat pada grafik Databoks di bawah ini.