Chevron Mulai Siapkan Pengadaan Alat Pengeboran untuk Blok Rokan

ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo
Ilustrasi. SKK Migas menyebut PT Chevron Pacific Indonesia bakal memakai dua rig untuk mengebor 10 sumur di Blok Rokan, Provinsi Riau, pada November 2020.
18/9/2020, 15.27 WIB

Pengadaan alat pengeboran di Blok Rokan mulai disiapkan. SKK Migas menyebut PT Chevron Pacific Indonesia bakal memakai dua rig untuk mengebor 10 sumur di blok itu pada November 2020.

Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan, pemerintah dan SKK Migas mengupayakan agar investasi di Blok Rokan pada tahun ini dapat terealisasi. Pengeboran sumur blok migas di Provinsi Riau itu menjadi penting untuk menekan penurunan produksi minyak, sebelum Chevron melakukan alih kelola dengan Pertamina pada 2021.

Hingga, SKK Migas dan Chevron masih menyiapkan proses finalisasi kesepakatan awal atau HoA alih kelola tersebut. "Sejauh ini masih finalisasi," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (18/9).

Padahal, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya mengatakan pemerintah bersama Chevron ditargetkan dapat mencapai kesepakatan investasi Blok Rokan pada bulan ini.

Pasalnya, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu telah menyelesaikan proses audit lingkungan. "Audit lingkungan sudah selesai. Perhitungan dana untuk itu juga sudah disetujui, sebentar lagi HoA disetujui," ujarnya pada 2 September lalu.

Saat ditanya mengenai realisasi kesepakatan investasi, Manager Corporate Communication Chevron Pacific Indonesia Sonitha Poernomo tak ingin membeberkan secara gamblang. Perusahaan memastikan untuk selalu bekerja sama dengan pemerintah agar proses transisi berjalan dengan lancar. "Sesuai kebijakan, kami tidak dapat memberikan informasi tersebut secara rinci," ujar dia.

Target Produksi Blok Rokan 200 Ribu BOPD

Dalam alih kelola ini, Pertamina berpotensi menghadapi tantangan serupa dengan yang terjadi di Blok Mahakam. Tantangan tersebut yakni penurunan produksi.

Target produksi minyak siap jual (lifting) Blok Rokan dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Bahkan tahun ini hanya sebesar 170 ribu barel per hari (BOPD), turun dibandingkan realisasi 2019 yang mencapai 190 ribu BOPD dan 2018 sebesar 209 ribu BOPD.

Meskipun mengalami penurunan, blok minyak yang dikelola oleh Chevron itu kerap menjadi penyumbang utama lifting utama negara ini. Pada 2018, seperti terlihat pada grafik Databoks berikut, posisinya berada di peringkat atas, mengalahkan Mobil Cepu dan Pertamina EP.

Hingga Mei 2020, lifting Blok Rokan tercatat mencapai 180 ribu BOPD, masih rendah dibandingkan realisasi beberapa tahun belakang. Namun PT Pertamina Hulu Energi berkomitmen untuk mendorong produksinya tahun depan.

Bahkan Pertamna Hulu Energi menargetkan produksi Blok Rokan bisa mencapai 200 ribu BOPD setelah diambil alih. Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Budiman Pahursip mengatakan, saat alih kelola Agustus 2021 pihaknya akan langsung melakukan pengeboran di hari pertama.

Targetnya, produksi Blok Rokan pada awal alih kelola bisa mencapai 175 ribu hingga 185 ribu BOPD. "Kemudian akan kami tingkatkan pengeboran sumur lagi, sehingga produksi Blok Rokan bisa meningkat mencapai 190 ribu hingga 200 ribu BOPD,” ujar Budiman dalam diskusi secara virtual pada 15 Juli lalu.

Saat ini, Pertamina Hulu Energi tengah fokus agar proses alih kelola berjalan dengan lancar, agar produksi minyak di Blok Rokan dapat terjaga. Dengan begitu, ketika diambil alih oleh Pertamina, program kerja yang akan dilakukan pada 2021 sudah siap

Reporter: Verda Nano Setiawan