Belanja Modal MIND ID dan Anak Usahanya Capai Rp 12,8 Triliun

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.
Direktur Utama Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Orias Petrus Moedak (kanan). Realisasi belanja modal Inalum dan anak usahanya dari Januari hingga Agustus 2020 capai Rp 12,81 triliun.
Penulis: Sorta Tobing
29/9/2020, 15.00 WIB

Realisasi belanja modal PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID mencapai Rp 1 triliun dari awal tahun hingga Agustus 2020. Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak mengatakan jumlah itu belum termasuk anak usahanya, yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Bukit Asam Tbk.

Untuk belanja modal ketiga anak usaha itu realisasinya hingga delapan bulan pertama tahun ini masing-masing Rp 6,1 triliun, Rp 5,5 triliun, dan Rp 210 miliar. “Beberapa proyek eksekusinya secara fisik terganggu karena pandemi Covid-19,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (29/9).

Perusahaan dan anak usahanya menganggarkan belanja modal Rp 37 triliun hingga 2022. Namun, akibat pandemi corona dan bergesernya pembangunan proyek, realisasinya akan bergeser sampai 2023.

Kinerja keuangan perusahaan juga terkena dampak Covid-19. Pada semester pertama tahun ini, Inalum mencatat rugi hampir Rp 2 triliun secara konsolidasi. “Perusahaan terimbas harga komoditas dan permintaan yang menurun,” ujar Orias.

Ia melihat pada Agustus 2020 harga mulai membaik. Perusahaan yang awalnya memprediksi akan mengalami rugi sampai akhir tahun, kini optimistis dapat mencetak laba. “Kami berharap harga akan stabil,” katanya.

Tren harga komoditas, menurut catatan Inalum, cenderung turun sejak Maret lalu. Kalau dibandingkan dengan 2019, harga aluminium melemah 12%, baru bara 9%, timah 19%, dan bauksit 7%. Hanya emas dan tembaga saja yang justru mengalami dampak positif dari pandemi. Harga emas naik 29%.

Penundaan Smelter Freeport

Salah satu proyek Inalum yang mengalami penundaan akibat Covid-19 adalah pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan atau smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Investasinya mencapai US$ 3 miliar.

Halaman: