Harganya Diskon, Konsumsi Pertalite di Denpasar & Tangsel Meningkat

Katadata | Arief Kamaludin
Konsumsi bahan bakar minyak jenis Pertalite meningkat di Denpasar dan Tangerang Selatan.
13/10/2020, 08.01 WIB

Konsumsi bahan bakar minyak jenis Pertalite meningkat di Denpasar dan Tangerang Selatan. Peningkatannya seiring dengan diskon BBM itu yang diberikan Pertamina sebesar Rp 800 menjadi Rp 6.850 per liter.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan promosi harga tersebut merupakan bagian dari program langit biru. Tujuannya, agar masyarakat beralih memakai BBM rendah emisi atau ramah lingkungan. Per 28 September lalu, program diskon Pertalite di Bali diperluas hingga ke Gianyar.

Dengan adanya program edukasi dan promosi itu masyarakat dapat mencoba produk Pertalite dengan harga murah. Namun, BBM beroktan rendah, yaitu Premium, masih tetap beredar dan didistribusikan di daerah-daerah tersebut. "Jelas terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat untuk mencoba memakai produk yang lebih berkualitas," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (12/10).

Di Denpasar, konsumsi Pertalite naik sekitar 50% menjadi 75% total pembelian gasoline dibandingkan sebelum program diskon. Lalu, di Tangerang Selarang, yang awalnya 70%, kini naik menjadi 90%. "Kami harapkan, peralihan pola konsumsi ini akan terus berlanjut meskipun program promo sudah tidak dijalankan," kata dia.

Diskon Harga Pertamax

Selain untuk Pertalite, per hari ini Pertamina juga mengeluarkan program edukasi dan promosi untuk Pertamax. Promosi ini berlaku sampai akhir bulan Oktober 2020. Pertamina memberikan diskon Rp 250 per liter untuk pembelian produk Pertamax di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang dapat bertransaksi dengan MyPertamina.

Untuk mendapatkan diskon itu, pelanggan harus melakukan pembayaran transaksi secara nontunai melalui aplikasi MyPertamina. Fajriyah menyebut program ini juga sebagai cara mendorong masyarakat memakai BBM berkualitas agar menciptakan udara bersih dan sehat.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM berencana menekan emisi gas rumah kaca. Salah satu caranya dengan menghapus bahan bakar minyak atau BBM beroktan rendah seperti Premium

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah akan mendorong penggunaan energi bersih. Harapannya, masyarakat akan beralih dari memakai Premium ke Pertalite.

Sebagai informasi, saat ini hanya lima negara yang masih memakai BBM beroktan 88 tersebut, termasuk Indonesia. Negara lain tidak lagi memakainya karena oktannya yang rendah dan beremisi tinggi.

Arifin mengatakan pemerintah ingin melaksanakan uji coba penghapusan Premium di Jawa, Madura, Bali (Jamali) secara bertahap. Pertamina telah memulai uji coba penggantian Premium dengan Pertalite di Bali. "Selain Bali, ada empat daerah lagi akan uji coba," kata Arifin.

Pertamina memproyeksikan penjualan harian BBM, khususnya Premium akan menurun hingga 2024. Dari 23,9 ribu kiloliter per hari pada 2020 menjadi 13,8 ribu kiloliter per hari pada 2024. Premium yang beroktan 88 dinilai tak ramah lingkungan, di bawah batas ideal oktan 91.

Sebaliknya, konsumsi Pertamax akan terus digenjot. BBM dengan oktan 92 itu diproyeksikan akan dikonsumsi 29,9 ribu kiloliter per hari pada 2024. Sementara pada 2020, baru dikonsumsi 9,9 ribu kiloliter per hari.

Reporter: Verda Nano Setiawan