Pembangunan Pipa Cisem dan Dumai-Sei Mangke Bakal Pakai APBN

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Pembangunan dua ruas pipa gas, yaitu Cirebon-Semarang atau Cisem dan ruas Dumai-Sei Mangke, akan memakai dana APBN.
17/12/2020, 16.40 WIB

Pembangunan dua pipa gas akan memakai anggaran pendapatan dan belanja negara alias APBN. Kedua proyek itu adalah ruas Cirebon-Semarang atau Cisem dan ruas Dumai-Sei Mangke. 

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto mengatakan opsi tersebut pemerintah tempuh untuk mempercepat pembangunannya. Pasalnya, produksi gas dalam negeri diperkirakan akan meningkat dalam waktu dekat. Namun, penyerapannya tidak akan maksimal jika mengandalkan infrastruktur gas saat ini. 

Total dana untuk dua ruas pipa gas itu mencapai Rp 8 triliun. “Dengan masuk ke APBN, transmisi ini akan dibangun atas inisiatif pemerintah,” katanya dalam diskusi Catatan Akhir Tahun: Transisi Energi Indonesia Sampai di Mana?, Kamis (17/12).  

Harapannya, terbangunnya dua pipa transmisi itu akan membangun pasar dan peluang usaha lainnya. “Sektor industri dapat memanfaatkannya,” kata Djoko. 

Pemerintah sebelumnya telah menetapkan tiga proyek pipa gas masuk dalam proyek strategis nasional atau PSN. Ketiganya adalah Cirebon-Semarang, Sei Mangke-Dumai, dan West Natuna Transportation System (WNTS)-Pulau Pemping.  

Untuk optimalisasi produksi gas, pemerintah juga akan mengembangkan jaringan gas atau jargas rumah tangga. Lalu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk alias PGN bakal membangun beberapa proyek fasilitas mini gas alam cair atau LNG.

Nantinya, LNG itu dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar pengganti solar. “Baik untuk kapal ataupun kereta,” ujarnya. 

Target Jargas 2021

Pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga atau jargas pada tahun depan akan mencapai 120.776 sambungan rumah atau SR. Jaringan ini targetnya akan tersebar di 21 kabupaten atau kota. Sebagian besar jargas tersebut berlokasi di Jawa Timur dan Jawa Barat. 

Kepala Sub Direktorat Perencanaan dan Pengadaan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wahyudi Akbari mengatakan supaya pembangunan jargas berjalan lancar, pemerintah mendorong kontraktor pemenang lelang langsung mengurus perizinan . “Kami juga meminta dukungan daerah soal ini,” kata dia pada 4 Desember lalu. 

Harapannya, pada April atau Mei 2021 semua perizinan telah rampung. Proses pembangunan pun dapat segera berjalan.

Pembangunan jargas pada 2021 merupakan akumulasi jaringan yang tidak terbangun pada tahun ini. Pandemi Covid-19 membuat jumlah jaringannya terpangkas separuh menjadi 127.864 sambungan rumah dengan alokasi anggaran Rp 1,4 triliun. 

Realisasinya saat ini telah melampaui target. Angkanya di 135.286 sambungan di 23 kabupaten atau kota. Penambahan sebanyak hampir 6% tersebut dipicu permintaan dari pemerintah daerah. 

Wahyudi mengatakan pemerintah mematok pembangunannya dapat mencapai 4 juta sambungan pada 2024. Sebagai informasi, hingga 2019 baru 537.936 sambungan rumah menerima jaringan gas.

Sebanyak 400.269 sambungan jargas atau 74,41% dibangun melalui anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN. PT Perusahaan Gas Negara Tbk membangun jaringan sebanyak 132.977 SR atau 24,72%. Pertamina ikut berkontribusi membangun jargas sebanyak 4.680 SR. Lokasinya berada di 17 provinsi dan tersebar di 49 kabupaten/kota. 

Reporter: Verda Nano Setiawan