SKK Migas Bidik Investasi Sektor Hulu Migas Rp 174 Triliun Tahun Depan

Arief Kamaludin|KATADATA
SKK Migas menargetkan angka investasi hulu pada tahun depan mencapai US$ 12,3 miliar atau sekitar Rp 174 triliun.
17/12/2020, 18.31 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menetapkan program kerja dan anggaran (WP&B) untuk 2021. Angka investasinya dipatok sebesar US$ 12,3 miliar (sekitar Rp 174 triliun) dan biaya penggantian produksi atau cost recovery di angka US$ 8,34 miliar (sekitar Rp 118 triliun).

Asumsinya, harga minyak mentah Indonesia atau ICP sebesar US$ 45 per barel dan penerimaan negara mencapai US$ 8,09 miliar. Angka ini berada di atas target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021 yang hanya mematok penerimaan di US$ 7,28 miliar. 

SKK Migas juga akan mengawal agar realisasi produksi siap jual atau lifting migas tidak jeblok. Untuk minyak, targetnya di atas 705 ribu barel per hari (BOPD). Angkanya serupa dengan patokan 2020. 

Lalu, lifting gas sebesar 5.638 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Target ini sedikit naik dibandingkan tahun ini yang sebesar 5.556 juta standar kaki kubik per hari. 

Pada semester I-2020 lifting migas mencapai 1.714 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). Untuk minyak, realisasinya 713,3 ribu barel per hari. Sementara gas mencapai 5.605 juta standar kaki kubik per hari. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan rencana kerja 2021 sejalan dengan upaya meminimalkan penurunan produksi tahun depan. Harapannya, lifting dapat naik untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari di 2030. 

Usulan kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS sebenarnya lebih rendah dari target tersebut. Untuk minyak angkanya di 667 ribu barel per hari dan gas sebsar 5.143 juta standar kaki kubik per hari. “Kami berharap realisasi lifting lebih tinggi sehingga dapat mengejar ketertinggalan target migas akibat pandemi Covid-19,” kata Dwi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/12). 

Blok Rokan Jadi Tumpuan

Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee A. Suardin mengatakan usulan kegiatan pengeboran sumur pengembangan tahun depan berjumlah 485 sumur. Namun, badan pelaksana hulu migas itu mendorong pelaksanaan kegiatannya lebih masif. ”Sehingga pengeboran ditingkatkan menjadi 616 sumur,” ujarnya.

Kegiatan pekerjaan ulang atau work over yang sebelumnya diusulkan sebanyak 517 sumur, naik menjadi 615 sumur. Kemudian, perawatan sumur atau well service mencapai 26.431 sumur dari usulan 26.211 sumur. 

Penetapan target yang lebih tinggi, menurut Jaffe, dapat tercapai apabila masalah perizinan untuk pembebasan lahan dapat dipercepat. Pembangunan fasilitas produksi juga harus tepat waktu, plus pemerintah memberikan tambahan insentif dan menyelesaikan permasalahan keekonomian lapangan.

Kendala kepastian penyerapan produksi atau offtaker migas juga memerlukan solusi dari pemerintah. SKK Migas sangat berharap mendapat dukungan dari seluruh pemangku kepenting soal ini.

Kegiatan pengeboran di Blok Rokan menjadi poin penting untuk mengejar capaian lifting 2021. “Kami mengupayakan early and best effort di akhir 2020 untuk menjamin 90% terlaksananya kegiatan pengeboran  tahun depan,” kata Jaffee. Bulan ini, SKK Migas sudah menyiapkan enam rig untuk tajak pengeborannya. 

Pada 2021, SKK Migas dan KKKS akan melakukan kegiatan untuk mengawal target jangka menengah dan jangka panjang. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pengeboran 43 sumur eksplorasi, survei seismik dua dimensi sepanjang 3.569 kilometer, dan survei seismik tiga dimensi seluas 1.549 kilometer persegi.

Ada pula kegiatan seismik vibroseis dua dimensi sepanjang seribu kilometer, full tensor gravity (FTG) open area di wilayah Papua sepanjang 67.500 kilometer. Lalu, pseudo 3D seismic open area sepanjang 270 ribu kilometer, menjadikannya salah satu yang terpanjang di Asia Pasifik. “Kami mengharapkan potensi-potensi giant discovery (penemuan cadangan besar migas) dapat segera ditemukan,” kata Jaffee.

Reporter: Verda Nano Setiawan