PT Chevron Pacific Indonesia telah menyelesaikan penyerahan data produksi, eksplorasi, dan pendukung kegiatan operasi di Blok Rokan, Riau, kepada SKK Migas. Langkah ini sejalan dengan proses alih kelola blok migas itu ke PT Pertamina (Persero) pada Agustus nanti.
Manager Corporate Communications Chevron Pacific Indonesia Sonitha Poernomo mengatakan perusahaan juga mulai membagikan data tersebut kepada PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). "Kami berkomitmen melaksanakan proses transisi Blok Rokan secara selamat, andal, dan lancar," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (15/3).
Harapannya, proses alih kelola Blok Rokan dapat menjadi rujukan bagi peralihan wilayah kerja migas lainnya di Indonesia. Proses penyerahan datanya telah berlangsung sejak Agustus 2020.
Data tersebut termasuk yang berkaitan dengan geologi dan geofisika, perizinan, prosedur standar operasional (SOP), fasilitas produksi, pertanahan, kontrak barang dan jasa, sumber daya manusia dan program pengembangan masyarakat.
Sebagai informasi, kontrak kerja sama Chevron di Blok Rokan akan berakhir pada 9 Agustus 2021. Perusahaan asal Amerika Serikat ini akan menyerahkan blok migas tersebut kepada Pertamina.
Blok Rokan merupakan salah satu blok migas terbesar di Indonesia. Cakupan areanya melintasi tujuh kabupaten atau kota di Provinsi Riau. Termasuk di dalamnya lima lapangan-lapangan utama yaitu Duri, Minas, Bekasap, Bangko, dan Kotabatak serta banyak lapangan-lapangan yang lebih kecil lainnya.
Untuk menjaga tingkat produksi pada saat transisi, perusahaan juga telah memulai program pengeboran secara incremental pada akhir Desember 2020.
Langkah tersebut sesuai dengan perjanjian awal atau HoA antara SKK Migas dan Chevron yang ditandatangani di September 2020. "HOA ini sangat kritikal untuk memperlambat laju penurunan produksi alamiah sebelum akhir masa alih kelola Blok Rokan,” kata Sonitha.
Pertamina Siapkan Program Pengelolaan Blok Rokan
Pertamina juga telah menyiapkan program jangka pendek hingga panjang untuk mengelola Blok Rokan. Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) RP Yudantoro menyebut ada sembilan bidang yang perusahaan siapkan.
Kesembilan bidang itu meliputi drilling and workover (pengeboran dan pengerjaan ulang sumur), pasokan listrik dan uap, kontrak dan manajemen rantai pasok (SCM), teknologi informasi dan petroteknikal, data transfer, sumber daya manusia, prosedur operasi standar (SOP) dan perizinan, formula kimia untuk teknik pengurasan minyak (EOR), serta aspek lingkungan dan restorasi lahan (ASR).
Koordinasi intensif sedang perusahaan lakukan bersama SKK Migas dan Chevron. “Koordinasinya terutama untuk transisi sembilan bidang utama tersebut,” kata Yudantoro pada Februari lalu.
Blok Rokan telah lama menjadi penyumbang produksi siap jual alias lifting minyak nasional. Kontribusinya mencapai 24% terhadap produksi nasional.
Namun, setiap tahunnya produksi Blok Rokan terus mengalami penurunan secara alami. Rata-rata produksinya sekarang sekitar 165 ribu barel per hari. Karena itu, untuk program jangka panjang, Pertamina akan berusaha mempertahankan produksi tersebut.
Upaya yang perusahaan lakukan termasuk melakukan pengeboran di 44 sumur pada 2021. Lalu, 40 sumur lainnya akan Pertamina kembangkan pula, sesuai diskusi dengan SKK Migas.