Badan pengatur hilir minyak dan gas bumi alias BPH Migas menanti kepastian PT Bakrie & Brothers Tbk soal kelanjutan proyek pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem). Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan pihaknya telah menetapkan perusahaan untuk melanjutkan proyek.
Penetapannya berdasarkan urutan pemenang lelang. Di urutan pertama adalah PT Rekayasa Industri atau Rekin. Perusahaan pelat merah ini telah menyatakan mundur dari proyek tersebut terhitung sejak 15 Maret 2021.
Nah, di urutan kedua adalah Bakrie & Brothers yang berkode efek BNBR. “Kalau sebulan (15 April 2021) mereka tidak mampu memberikan performance bond (jaminan performa), otomatis gugur,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (15/3).
Pada Juni mendatang, perusahaan Grup Bakrie itu juga harus memiliki perjanjian transportasi gas dengan para pengirim (shipper). “Hal ini guna memberi kepastian pelaksanaan proyek,” kata Fanshurullah.
Bakrie & Brothers juga sedang menggarap pipanisasi Kalimantan-Jawa atau Kalija Tahap 2. Perusahaan memenangkan lelangnya pada 2006.
Proyek tersebut saat ini masih tersendat karena tidak ada kepastian pasokan dan permintaan gas. Rencananya, pipa transmisinya akan dibangun dari Bontang (Kalimantan Timur) hingga Banjarmasin (Kalimantan Selatan).
Sebelumnya, Bakrie & Brothers telah tiga kali mengirimkan surat kepada BPH Migas yang menyatakan ketertarikannya melanjutkan proyek Cisem. Bahkan perusahaan sanggup melakukannya dengan nilai toll fee serupa hasil lelang pada 2006.
Rekin Mundur dari Proyek Pipa Gas Cisem
Salah satu alasan Rekind memutuskan hengkang dari proyek pipa gas Cisem adalah keekonomian proyek. "Rekind memohon maaf atas penyerahan kembali ini dan berharap BPH Migas dapat memahami pertimbangan-pertimbangan yang mendasari keputusan tersebut," ujar SVP Corporate Secretary & Legal Rekind Edy Sutrisman beberapa waktu lalu.
Ia menyebut alokasi dana yang harus disiapkan perusahaan dan toll fee antara tahun 2006 hingga 2020 untuk Proyek Cisem sudah tidak sesuai dengan nilai keekonomian saat ini. Tanpa ada kepastian pasokan gas minimum dan penyesuaian tarif toll fee, proyek ini menjadi tidak layak (feasible) dan bankable.
Dalam investasi pengerjaan proyek, Rekind berpegang pada spesifikasi lelang 21 Maret 2006. Nilai investasi yang harus dikeluarkan Rekind sesuai hasil lelang itu adalah US$ 169,41 juta dan toll fee US$ 0,36 per juta British Thermal Unit (MMBTU).