PT Perusahaan Gas Negara Tbk alias PGN memperkirakan akumulasi kerugian penjualan gas buminya dari tahun 2020 hingga 2024 mencapai US$ 801,38 juta atau sekitar Rp 11,5 triliun. Hal ini seiring dengan implementasi harga gas bumi khusus sebesar US$ 6 per juta British Thermal Unit (MMBTU).
Direktur Utama PGN Suko Hartono mengatakan penyaluran gas dengan harga gas bumi tertentu (HGBT) telah berjalan sejak 13 April 2020. Hal ini untuk mendukung Keputusan Menteri ESDM No.89 K/10/MEM/2020, dan Keputusan Menteri ESDM No.91K/10/MEM/2020 terkait harga dan pengguna gas bumi di bidang industri dan kelistrikan.
Dalam perjalanannya, serapan gasnya masih rendah. Realisasi penyerapannya baru mencapai 61% dari total alokasi gas sebesar 229,4 miliar British Thermal Unit per hari (BBTUD).
Untuk kelistrikan, realisasinya baru mencapai 80% dari alokasi 251,6 miliar British Thermal Unit per hari. “Ini yang jadi catatan untuk dievaluasi bersama. Meskipun diberi harga relatif baik, pemakaiannya masih 61%," kata dia dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, Rabu (24/3).
Bahan bakar yang sudah dialokasikan tersebut tidak bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan nonpenugasan. Karena itu, Suko meminta agar penyerapan gas di dalam negeri dapat dioptimalkan kembali.
Ia juga mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif untuk mengatasi persoalan rendahnya serapan gas industri dan pembangkit listrik. “Dari 100%, yang diserap baru 60% sampai 70%. Yang 30% bagaimana? Ini masuk insentif apa tidak," ujarnya.
Insentif Harga Gas di Hulu
Sebelumnya, PGN juga meminta dukungan pemerintah, berupa insentif penurunan harga gas di sektor hulu. Insentif ini untuk pengembangan jaringan gas bumi sektor rumah tangga alias Program PGN Sayang Ibu.
Suko menyebut perusahaan menerima harga gas di hulu saat ini sebesar US$ 4,72 per juta British Thermal Unit (MMBTU). Untuk program tersebut usulannya menjadi menjadi US$ 2 per juta British Thermal Unit.
Dengan penurunan harga, harapannya dapat meningkatkan kinerja operasional niaga gas bumi sebesar 12% dibandingkan 2020. “Target ini dapat tercapai dengan adanya tambahan market baru,” katanya.
Realisasi kinerja operasional niaga gas bumi pada 2020 sebesar 815 miliar British Thermal Unit per hari (BBTUD). Targetnya tahun ini angkanya dapat naik menjadi 912 miliar British Thermal Unit per hari.