Opsi tender bukan jalan terbaik dalam pengalihan aset pembangkit listrik di Blok Rokan. Ekonom senior Faisal Basri mengatakan mekanisme ini berpeluang membuka celah bagi pencari rente untuk mengambil untung sebanyak-banyaknya.
Dengan usia aset yang hanya tiga tahun, pemenang tender akan mengambil untung dengan menetapkan tarif listrik tinggi kepada Pertamina. "Misalnya saya beli pembangkit ini lewat tender, menang, dan di-back-up kekuasaan. Dalam tiga tahun bisa untung," kata dia dalam webinar Transisi Rokan, Peluang dan Tantangan, Selasa (30/3).
Agar proses transisi pembangkit listrik berjalan lancar, pengoperasiannya harus melalui PLN. Faisal mendorong PLN dan Pertamina melakukan perundingan baik-baik dengan Chevron. "Kami juga ingin happy ending dengan Chevron. Tidak ingin ada gugat-menggugat," ujarnya.
Selama ini, listrik Blok Rokan dipasok oleh PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang 95% sahamnya dimiliki Chevron. Pada Agustus nanti, operasional blok migas itu akan beralih dari Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina. Namun, untuk peralihan pembangkit listriknya masih dalam proses negosiasi.
Anggota Komisi VII DPR Abdul Wahid mengatakan ada persoalan ketidakjelasan soal lahan MCTN karena tidak ada keterangan soal sewa lahannya. Tidak ada bukti pula pendapatan negara dari hasil sewa lahan tersebut.
Ia berencana mendalami persoalanitu lebih lanjut. Selama 20 tahun aset negara tersebut digunakan tanpa kejelasan. Kemudian hingga 2017, MCTN dioperasikan oleh karyawan Chevron yang gajinya dibayar negara melalui mekanisme cost recovery. "Saya melihat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak ada temuan tapi kami akan gali," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Riau itu.
Proses alih kelola Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina tinggal menghitung bulan. Namun, upaya untuk mengelola blok minyak andalan lifting nasional itu menemui sejumlah kendala.
Masalah utama saat ini adalah soal pasokan listrik. Sampai sekarang PLN masih menunggu hasil lelang akuisisi pembangkit milik PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) di blok migas tersebut. Chevron melakukan kerja sama penyediaan listrik dan steam (cogen) dengan perusahaan ini.