Permintaan Diramal Pulih, Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi 4 Minggu

Medco Energi
Ilustrasi rig minyak lepas pantai.
Penulis: Happy Fajrian
16/4/2021, 07.43 WIB

Harga minyak naik ke level tertinggi baru dalam empat minggu pada akhir perdagangan Kamis (15/4) atau Jumat pagi waktu Indonesia. Kenaikan harga minyak didorong prospek permintaan yang lebih tinggi serta mulai pulihnya negara-negara OPEC dari pandemi Covid-19.

Setelah melonjak hampir 5% pada Rabu (14/4), kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei naik US$ 36 sen atau 0,5% menjadi US$ 66,94 per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik US$ 31 sen atau 0,5% menjadi US$ 63,46 per barel.

Itu adalah posisi penutupan tertinggi untuk kedua kontrak acuan sejak 17 Maret untuk hari kedua secara berturut-turut serta melanjutkan reli kenaikannya selama empat hari beruntun. Kenaikan minyak juga didukung oleh pelemahan nilai tukar dolar AS.

"Kenaikan Rabu sedikit berlebihan, tetapi memiliki  dasar yang valid karena beberapa laporan memperkirakan permintaan tumbuh signifikan pada paruh kedua tahun ini, serta stok minyak mentah AS yang turun signifikan mengejutkan pasar," kata Kepala Pasar Minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen, dikutip dari Reuters, Jumat (16/4).

Mulai pulihnya perekonomian Amerika Serikat (AS) juga menopang kenaikan harga minyak. Penjualan ritel AS rebound lebih tinggi dari yang diharapkan pada Maret ketika warga Amerika menerima bantuan langsung tunai pandemi tambahan, serta vaksinasi Covid-19 yang memungkinkan perekonomian dibuka lebih luas lagi.

Dolar AS berada di jalur untuk jatuh ke level terendah empat minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, yang menurut para pedagang membantu mendukung harga minyak mentah.

"Hari ini pasar mempertahankan keuntungan ini, hanya mengurangi sedikit antusiasme minggu ini," kata Tonhaugen.

IEA dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) minggu ini merevisi naik perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global mereka tahun ini, masing-masing menjadi 5,7 juta barel per hari (bph) dan 5,95 juta bph.

Persediaan minyak mentah AS turun 5,9 juta barel pekan lalu, dengan stok minyak mentah di pantai timur AS jatuh ke rekor terendahnya.

Sementara menurut analis Goldman Sachs, disiplin pasokan dan rebound-nya perekonomian diperkirakan akan memberikan tenaga kepada komoditas ini untuk keluar dari kisaran harganya selama beberapa pekan terakhir.

"Kami tetap positif pada minyak Brent akan menyentuh US$ 80 (per barel) pada kuartal ketiga dengan pulihnya permintaan dalam jangka pendek dan disiplin pasokan," kata analis itu.

Terlepas dari semua sentimen positif tersebut, beberapa pedagang energi menilai kenaikan harga minyak kemungkinan akan lebih terbatas karena rencana OPEC untuk memangkas pengurangan produksi mulai Mei.

OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, setuju untuk mengembalikan produksi sekitar 2 juta bph selama tiga bulan ke depan.