Huayou Cobalt Minat Bangun Smelter untuk Baterai di Indonesia Rp 30 T

123RF.com/Chutima Chaochaiya
Ilustrasi smelter.
Penulis: Happy Fajrian
25/5/2021, 08.43 WIB

Perusahaan asal Tiongkok, Zhejiang Huayou Cobalt Co tertarik untuk berinvestasi membangun smelter nikel dan kobalt di Indonesia senilai US$ 2,08 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. Perusahaan ini akan bermitra dengan produsen baterai kendaraan listrik, juga asal Tiongkok, EVE Energy.

Huayou akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) bernama PT Huayu Nickel Cobalt, dengan kepemilikan 20% saham, sedangkan EVE akan menguasai 17% saham. Mitra lainnya yaitu Yongrui Holdings (31%), Glaucous International Pte Ltd (30%), dan Lindo Investment Pte Ltd (2%).

Ini akan menjadi proyek peleburan nikel untuk baterai listrik ketiga Huayou di Indonesia. Sebelumnya Huayou telah bermitra dengan Tsingshan Holding Group untuk membangun smelter nikel sulfat yang rencananya berlokasi di Weda Bay, Halmahera, Maluku Utara.

“Perusahaan menargetkan memproduksi 120.000 ton nikel dan 15.000 ton kobalt setiap tahun,” tulis laporan Huayou ke Shanghai Stock Exchange, seperti dikutip Reuters, Selasa (25/5). Laporan Huayou tidak menyebutkan kapan proyek akan mulai beroperasi.

Adapun Yongrui dimiliki sepenuhnya oleh Yongqing Technology Co, anak perusahaan Tsinghan, produsen nikel terbesar di Indonesia dan pembuat baja tahan karat terbesar di dunia.

“Sementara Huayou hanya memegang 20% ​​saham dalam proyek tersebut, kami ingin menyoroti bahwa proyek ini berukuran besar,” kata Daiwa Capital Markets dalam sebuah catatan.

Perusahaan juga akan menjadi bagian dari konsorsium yang dipimpin oleh LG Korea Selatan yang membangun pabrik baterai senilai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17,22 triliun di dekat Jakarta.

Huayou juga akan mengeluarkan US$ 210 juta untuk mengakuisisi 38,62% saham di produsen bahan baterai Tiongkok, Tianjin B&M Science and Technology Co (B&M) dari Hangzhou Hongyuan Equity Investment.

Induk perusahaan Huayou juga akan mentransfer hak suara untuk 26,4% sahamnya di B&M kepada Huayou. Hal ini seiring rencana perusahaan untuk berinvestasi di seluruh rantai pasokan baterai listrik.