Pemerintah belum memutuskan siapa yang bakal mengelola Blok Migas Jabung yang akan habis masa kontrak pada 2023. Namun kabar terakhir, PetroChina dan Pertamina kembali bergabung untuk mengajukan penawaran pengelolaan secara bersamaan.
Sebelumnya, kedua perusahaan ini saling berebut untuk mengelola blok tersebut. Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan saat ini pihaknya masih mengkaji proposal penawaran di Blok Jabung.
Proses kajian ini sangat penting dilakukan sebelum nantinya diajukan ke Kementerian ESDM. "Terakhir mereka gabung lagi pengajuannya. Masih dalam review kami," kata Fatar kepada Katadata.co.id, Rabu (2/6).
Dalam proses penawaran perpanjangan tersebut, perusahaan yang tergabung dalam pengelolaan Blok Jabung juga tengah mendiskusikan mengenai adanya perubahan komposisi hak partisipasi. Hal ini lantaran, PetroChina dan Petronas berencana menjual sebagian hak partisipasi di blok tersebut.
Petrochina International Jabung Ltd saat ini menjadi operator Blok Jabung dengan hak kelola 27,85%. Selain PetroChina, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jabung memiliki hak kelola 14,28 %. Pemegang hak kelola lainnya adalah Petronas Carigali sebesar 27,85 % dan PT PP Oil & Gas sebesar 30%.
Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto berpendapat pengelolaan blok migas terminasi sebaiknya tidak hanya melihat dikotomi siapa yang paling bagus dalam mengelola suatu blok. Kalkulasi teknologi dan keekonomiannya juga tak kalah penting.
Bagi Indonesia, dengan produksi 10 ribu barel per hari (BOPD), Blok Jabung masuk kategori cukup menarik bagi perusahaan migas. Apalagi, masih ada potensi pengembangan dan optimasi lanjutan, sehingga dapat meningkat 20% hingga 30% produksinya.
"Tinggal dilihat saja proposal siapa yang lebih baik untuk produksi nasional dan iklim investasi secara keseluruhan," ujarnya.
Hingga akhir Maret 2021, SKK Migas mencatat rata-rata produksi minyak Blok Jabung mencapai 14.760 bopd atau 92,3% dari target blok itu yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2021. Sementara realisasi saluran gasnya mencapai 171 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 94,7% dari target.