Pemerintah tengah membahas peluang untuk melanjutkan ekspor gas bumi ke Singapura setelah perjanjian jual beli gas (PJBG) berakhir pada 2023. Menurut SKK Migas, Negeri Singa masih berharap dapat terus mengimpor gas dari Indonesia yang selama ini alokasinya berasal dari Blok Corridor dan Blok Jabung.
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko mengatakan keputusan untuk perpanjangan ekspor gas ke Singapura masih didiskusikan dengan memastikan kebutuhan gas dalam negeri tercukupi.
Apalagi, pemerintah juga telah menerbitkan aturan terkait pemberlakukan harga gas khusus industri sebesar US$ 6 per MMBTU. "Sampai saat ini mereka masih minta perpanjangan atas PJBG yang akan habis pada 2023 dan masih dalam pembahasan," ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (9/7).
Menurut Arief jika nantinya kebutuhan gas domestik sudah terpenuhi, maka perpanjangan kontrak jual beli gas ke Singapura akan dipertimbangkan. Pasalnya harga jual gas ke Singapura cukup bagus untuk penerimaan negara.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebelumnya berniat untuk menghentikan pengiriman pasokan gas bumi ke Singapura setelah kontraknya berakhir pada tahun 2023. Hal ini dilakukan guna menggenjot pemanfaatan pasokan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri.
"Gas masih banyak di Sumatera, pasokan ke Singapura berakhir 2023 akan kami tarik ke dalam negeri," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif medio akhir 2019 lalu.
Ia menjelaskan, gas yang semula dipasok ke Singapura akan dialirkan melalui pipa Duri-Dumai ke seluruh Sumatera. Pengaliran gas kemudian akan dilanjutkan ke seluruh pulau Jawa
Pemerintah juga mulai melakukan penjajakan kepada pengelola sumur gas yang berada di wilayah Sumatera. Ini dilakukan agar gas dari sumur-sumur tersebut dapat disalurkan dan didistribusikan di seluruh Indonesia.
Arifin menyebut pasokan gas dari Sumatera nantinya akan terintegrasi ke pulau Jawa melalui sejumlah ruas pipa. Proyek pipa Trans Jawa terdiri dari tiga proyek utama.
Simak neraca perdagangan migas RI pada databoks berikut:
Pertama, Jawa bagian Barat terdiri dari jalur Cirebon-KHT sepanjang 84 km dan Tegalgede-Muara Tawar 50 km. Kedua, Jawa bagian utara yaitu jalur Cirebon-Semararang 235 km. Ketiga, Jawa bagian timur terdiri dari jalur Semarang-Gresik sepanjang 271 km dan East Java Gas Pipeline (EJGP)-Grati sepanjang 22, 1 km.
"Beberapa sumur sudah kami lakukan pendekatan untuk alokasi sehingga bisa menyambung pipa dari Dumai. Sumatera-Jawa , tinggal sambung Cirebon Gresik, sumber Blok Corridor dan Sakakemang," kata Arifin.
Di sisi lain, pemerataan pasokan gas juga akan dilakukan di Kalimantan melalui pembangunan pipa Trans Kalimantan.