SKK Migas menyetujui rencana pengembangan atau plan of development (POD) Lapangan MBF, Blok Madura Strait yang dioperasikan oleh Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Dengan persetujuan ini HCML berkomitmen untuk investasi sebesar US$ 88 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.

Pelaksana Tugas Deputi Perencanaan SKK Migas, Julius Wiratno mengatakan lapangan MBF memiliki potensi cadangan gas sebesar sebesar 38,04 miliar standar kaki kubik (BSCF), yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan gas di Jawa Timur.

"Tentunya investasi ini akan ikut menggerakkan ekonomi Jawa Timur dan nasional. Hal lain yang juga penting, kita juga akan mendapatkan tambahan sumber gas untuk menutup kebutuhan Jawa Timur di masa depan,” kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (7/21).

Julius memerinci, investasi tersebut akan digunakan untuk pengeboran deepening dua sumur pengembangan MBF-A1 dan MBF-A2, pembangunan well head platform, pembangunan jalur pipa menuju fasilitas produksi (FPU) MDA-MBH, serta modifikasi fasilitas lapangan FPU MDA-MBH (install riser balcony and re-arrange/modification topside sesuai spesifikasi pipeline MBF).

Untuk itu, ia berharap agar Husky segera merealisasikan kegiatannya, dan dapat mengimbangi gerak cepat SKK Migas pada saat memproses persetujuan PoD tersebut. Sebagai Informasi, HCML mengajukan permohonan PoD pada 24 Juni 2021, dan SKK Migas memberikan persetujuan pada 19 Juli 2021.

“Kurang dari satu bulan sejak pengajuan dari HCML, persetujuan POD Lapangan MBF, Wilayah Kerja Madura Strait sudah diberikan. Ini menunjukkan kerja nyata upaya SKK Migas untuk mempercepat proses pembahasan PoD,” katanya.

Julius menambahkan, persetujuan PoD Lapangan MBF akan memberikan peningkatan capaian reserve replacement ratio (RRR) pada Juli 2021. Sebelumnya, SKK Migas menyampaikan tambahan cadangan terbukti hulu migas dari Januari sampai Juni 2021 adalah 131,2 juta BOEPD, sehingga RRR menjadi 21,1%.

Dengan persetujuan PoD Lapangan MBF, maka RRR naik menjadi 22%. Lapangan MBF diperkirakan akan onstream pada kuartal III 2023. Laju produksi awal mencapai 10,05 juta kaki kubik (MMSCFD) dengan laju produksi puncak akan dicapai pada 2024 sebesar 24 MMSCFD.

Lapangan ini diperkirakan dapat berproduksi selama 10 tahun dan menjadi salah satu lapangan untuk menutup kebutuhan gas di Jawa Timur dan berkontribusi pada upaya peningkatan produksi gas nasional di tahun 2030 sebesar 12 BSCFD.

Reporter: Verda Nano Setiawan