SKK Migas Ungkap Alotnya Negosiasi Divestasi Shell di Blok Masela

Katadata/Ratna Iskana
Inpex merupakan operator proyek Lapangan Abadi Blok Masela.
23/7/2021, 14.54 WIB

SKK Migas menyebut proses divestasi Blok Masela hingga kini masih terus berlangsung. Shell bahkan tengah berdiskusi dengan calon investor untuk mencari pengganti pengelola blok migas tersebut.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan tak dapat memastikan kapan proses divestasi ini selesai. Dia juga tidak mengetahui secara pasti mengenai siapa saja calon-calon mitra Inpex yang berminat menggantikan posisi Shell di Blok Masela.

"Diskusi masih berjalan alot. Sekarang calon bidder kan sudah ada dan sedang berdiskusi dengan Shell setelah melihat data-data. Tapi yang namanya negosiasi B to B ya memang alot," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (23/7).

Namun, lanjut Julius, sembari menunggu proses mencari investor baru di Blok Masela rampung, Inpex tetap melanjutkan aktivitasnya. Seperti kegiatan survei eksplorasi geografis laut (metocean survey), pembebasan lahan, dan mengurus AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan).

Seperti diketahui, rencana pengembagan proyek gas raksasa, salah satunya yakni Blok Masela, hingga kini belum menemui kejelasan. Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai kondisi tersebut merupakan tantangan, baik untuk pemerintah maupun kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Menurut dia pengerjaan proyek Abadi Blok Masela akan semakin sulit setelah Shell memutuskan hengkang dari proyek itu pada pertengahan 2020. "Terkait dengan Blok Masela, saya kira ini benar-benar kurang menguntungkan bagi kita karena proyek ini akan kembali mundur onstream-nya," kata Mamit.

Dengan molornya pekerjaan ini, potensi produksi dan penerimaan negara juga akan menjadi terganggu. Belum lagi, ke depan beberapa proyek yang sama akan mulai berproduksi (onstream), yang akan membuat pasokan LNG di pasar berlimpah. Sehingga persaingan harga akan semakin ketat.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan proyek-proyek raksasa seperti Blok Masela membutuhkan kerja sama beberapa investor.

"Seperti Blok Masela, Inpex tidak akan bisa menanggung 100% biaya dan risiko pengembangan proyek itu. Oleh sebab itu, masih cukup panjang bagi Inpex untuk dapat mengembangkan proyek Abadi Blok Masela," ujarnya.

Seperti diketahui, setelah Shell memutuskan hengkang dari proyek itu pertengahan 2020. Proyek yang masuk dalam daftar strategis nasional ini berpotensi mengalami kemunduran. Shell melepas hak partisipasi alias participating interest (PI) di Blok Masela lantaran investasi di negara lain dinilai lebih menguntungkan daripada di Indonesia.

Blok Masela (Katadata)
Reporter: Verda Nano Setiawan