Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara alias PGN, Saka Energi Indonesia mencatatkan penambahan produksi miyak dan gas atau migas sebesar 7.300 barel setara minyak per hari (boepd). Capaian tersebut naik 28,1% dari produksi sebelumnya yakni 5.700 boepd.

Secara total produksi migas di Blok Pangkah, Madura saat ini telah mencapai 13 ribu boepd. Produksi tersebut diperoleh melalui kegiatan pengeboran tiga sumur di Lapangan West Pangkah. Adapun ketiga sumur tersebut yaitu WPA 1, 2 dan 3 serta satu sumur re-entry (SID-4V) di Lapangan Sidayu.

Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto menjelaskan, pihaknya akan terus mendorong Saka Energi untuk dapat menggenjot produksi. Selain itu, perusahaan juga akan berupaya mendapatkan sumber-sumber migas lain.

Untuk program pengeboran di Lapangan Sidayu saat ini masih berlanjut ke re-entry Sidayu-3ST yang diharapkan dapat menambah kembali produksi sekitar 1.000 boepd. Pada pengembangan baru Sumur Sidayu 4V, anak usaha PGN tersebut akan menerapkan teknologi baru. 

Teknologi yang akan diterapkan di Lapangan Sidayu yakni Casing Reconnection Metal To Metal pada SID-4V Re-entry. Saka merupakan perusahaan nasional Indonesia pertama Se-Asia Pasifik yang mengimplementasikan teknologi tersebut.

Adapun roses kegiatan pengeboran pertama dilakukan pada re-entry Sumur Sidayu-4V di pertengahan Juli 2021 dengan tetap mengedepankan aspek health, safety, security, and environment (HSSE) atau kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

“Kami bersyukur akhirnya minyak dari struktur Sidayu telah masuk ke line produksi,” ujar Haryo dalam keterangan tertulis, Senin (16/8).

Menurut dia, beroperasinya Lapangan Migas Offshore ini menunjukkan komitmen PGN Saka yang solid. Lapangan West Pangkah sudah berproduksi sejak 18 Februari 2021 dan saat ini menghasilkan total gas sebesar 27,96 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Selain itu, lapangan juga menghasilkan minyak atau kondensat sebesar 1.290 BBLS dari tiga sumur.

Pengembangan proyek diklaim sebagai bentuk kontribusi PGN Saka dalam memenuhi pasokan energi domestik. Ditambah lagi, saat ini perkembangan harga minyak global cukup positif. MelansirTradingview,  harga minyak mentah global jenis crude oil tercatat naik 35,5% sepanjang 2021. Di mana, pada akhir 2020 harga minyak jenis ini masih berada di level US$ 48,58 per barel, sedangkan per hari ini (16/8) di kisaran US$ 65,8 per barel. 

Perusahaan migas tersebut mengklaim pergerakan positif harga minyak membuat perusahaannya mampu mempercepat pengerjaan proyek dari 17 Bulan menjadi 12 Bulan.

Untuk diketahui, Saka Energi saat ini mengelola 10 Wilayah Kerja migas di Indonesia dan satu blok Shale Gas di Amerika Serikat (AS). Pengelolaan dilakukan pada enam Wilayah Kerja sebagai operator, dengan kepemilikan 100% hak partisipasi di Pangkah, South Sesulu, Wokam II, Pekawai, West Yamdena dan Muriah.

Reporter: Verda Nano Setiawan