Dewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan Indonesia masih memiliki cadangan gas bumi yang melimpah. Menurut perhitungan DEN, cadangan tersebut dapat menopang kebutuhan domestik hingga 20 tahun ke depan.
Adapun cadangan terbukti dan potensial gas saat ini mencapai 62,4 triliun kaki kubik (tcf) dan cadangan terbukti sebesar 43,6 tcf. Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto menyebut usia cadangan gas tersebut akan meningkat apabila ditemukan cadangan baru.
"Syukur kita masih punya cadangan gas yang lumayan besar 62,4 tcf, bisa kira-kira 20 tahun ke depan. Ini yang sudah terbukti saja kita bisa memanfaatkan 20 tahun ke depan," katanya dalam diskusi secara virtual, Selasa (24/8).
Apalagi saat ini SKK Migas mempunyai target produksi gas sebesar 12 triliun standar kaki kubik per hari (tscfd) pada 2030. Dengan begitu, maka upaya untuk menemukan cadangan gas baru akan terus masif dilakukan.
Dalam beberapa tahun mendatang menurut Djoko akan ada proyek gas baru yang mulai bermunculan. Untuk tahun ini misalnya, ada proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) oleh Pertamina EP Cepu dengan produksi sekitar 192 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
Kemudian Lapangan Merakes dengan produksi sebesar 371 mmscfd, Pertamina Hulu Sanga-Sanga 210 mmscfd, dan Pertamina Hulu Energi 295 mmscfd.
Lalu pada 2022 ada proyek Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) dengan produksi sebesar 194 mmscfd, West Natuna 73 mmscfd, lalu proyek Tangguh Train 3 hampir 700 mmscfd. Kemudian pada 2023 akan onstream EMP Gebang 160 mmscfd, Sakakemang 300 mmscfd, dan Kris Energy hingga 70 mmscfd.
Pada 2024 proyek ENI-JAU akan mulai berproduksi sebesar 89 mmscfd, perpanjangan kontrak Blok Corridor oleh ConocoPhillips dengan produksi 537 mmscfd, Blok Sengkang sebesar 105 mmscfd. Lalu dalam waktu dekat juga akan dibangun industri petrokimia maupun pupuk di Genting Oil dengan potensi permintaan 180 mmscfd.
Sedangkan pada 2025 diharapkan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) bisa mulai produksi sebesar 844 mmscfd. Kemudian pada 2026 ada GRR Tuban dengan potensi permintaan 88 mmscfd, Petrokimia Sumsel 135 mmscfd dan RDMP Kilang Balongan 10 mmscfd.
"Di 2025 kami harap IDD bisa mencapai 800-an mmscfd. Di 2027 kami harap Masela bisa dikembangkan meskipun saat ini Shell sedang mencari penggantinya atau nanti Inpex yang segera ambil PI (participating interest) Blok Masela," kata dia.