Kementerian ESDM semakin serius untuk menurunkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) Premium di Indonesia. Hal ini tercermin dengan upaya pemerintah yang mulai mengurangi outlet penjualan BBM beroktan rendah sejak tahun lalu.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan saat ini hanya ada empat negara yang masih menggunakan BBM bensin Premium yang beroktan rendah. Oleh sebab itu, ia pun mendorong agar Indonesia dapat meninggalkan Premium.
"Vietnam saja sudah menggunakan BBM standar Euro 4. Outlet penjualan premium dikurangi pelan-pelan, tujuannya memperbaiki kualitas BBM dan kurangi emisi gas rumah kaca karena kita masih masuk 4 negara yang gunakan Premium," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII, Kamis (26/8).
Bensin Premium termasuk dalam Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yang harga jualnya diatur pemerintah, sama seperti solar subsidi. Penjualan Premium di Indonesia saat ini hanya dilakukan oleh Pertamina berdasarkan penugasan pemerintah.
Adapun realisasi serapan Premium hingga Juli baru mencapai 2,71 juta kilo liter (KL) atau 27,18% dari kuota tahun ini sebesar 10 juta KL. Konsumsi ini pun lebih rendah jika dibandingkan Solar subsidi yang mencapai 8,55 juta KL atau 54% dari kuota 15,80 juta KL.
Simak proyeksi penjualan BBM, mulai dari Premium hingga Pertamax Turbo sampai 2024 pada databoks berikut:
Anggota DPR Komisi VII Ratna Juwita mendukung pemerintah dalam rencana penghapusan Premium di Indonesia. Apalagi, ini seiring dengan upaya pemerintah dalam menghadirkan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Namun ia meminta agar pemerintah dapat mensosialisasikan rencana tersebut lebih detail. Sehingga tidak membuat gaduh di kalangan masyarakat. "Kalau Premium dihapus harapan mereka untuk dapat BBM ini hilang. Jadi saya mohon rencana penghapusan ini dibarengi dengan sosialisasi ke masyarakat sehingga tidak gaduh," ujarnya.
Pemerintah sebenarnya berencana mulai menghapus Premium pada tahun ini. Meski demikian, hingga saat ini rencana tersebut belum juga terealisasi.
Fokus di Jawa, Madura, dan Bali
Rencananya, pemerintah akan mulai mengurangi pasokan BBM jenis Premium di kawasan Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Khusus di luar Jamali, Menteri Arifin menjamin pasokan BBM berjenis premium masih dapat ditemui. Kebijakan ini baru diwacanakan untuk di tiga pulau itu saja.
"Premium ini menyebabkan masalah emisi, itu yang memang akan dikurangi di daerah Jamali. Sebagai gantinya untuk Jamali ini masuk Pertalite, karena lebih ramah lingkungan," kata Arifin dalam Raker dengan Komisi VII, Rabu (2/6).
Tahun lalu, Arifin mendorong masyarakat untuk beralih dari penggunaan Premium ke Pertalite. Pasalnya, negara-negara lain sudah tidak lagi menggunakan Premium.
Arifin mengatakan pemerintah ingin melaksanakan uji coba penghapusan Premium di Jamali secara bertahap. Pertamina telah memulai uji coba penggantian Premium dengan Pertalite di Bali. "Selain Bali, ada empat daerah lagi uji coba pertalite menggantikan premium," ujarnya.
nbsp