Energi Alternatif, Cara Cegah Pemborosan Sumber Daya Alam

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Turbin kincir angin, pemanfaatan angin sebagai sumber energi alternatif.
Penulis: Husen Mulachela
1/9/2021, 19.33 WIB

Untuk membantu keberlangsungan hidup sehari-hari, manusia membutuhkan energi alam. Sebagian besar energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Namun, ketiga energi tersebut tergolong sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui,dengan kata lain akan habis di masa mendatang.

Karena tidak bisa menyokong kehidupan mahluk hidup selamanya, manusia dituntut untuk melestarikannya, salah satunya dengan menghemat penggunaannya dan mencari sumber energi alternatif sebagai pengganti.

Pengertian Sumber Energi Alternatif

Energi dapat dibagi menjadi dua, yakni energi alternatif atau energi terbarukan dan energi yang tak terbarukan (bahan bakar fosil).

Mengutip Encyclopedia Britannica, sumber energi alternatif merupakan energi yang berasal dari sumber yang dapat diperbarui, kekal, atau bisa dipulihkan, seperti Matahari, sungai, angin, pasang surut, biogas, dan biomassa. Energi ini juga disebut sebagai energi pengganti fosil.

Sumber energi alternatif dimanfaatkan manusia untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang berpotensi merusak lingkungan dan meningkatkan pemanasan global dari emisi karbondioksida yang membeludak.

Teknologi menjadi salah satu faktor sumber energi alternatif untuk terus dikembangkan. Sejalan dengan hal tersebut, energi tak terbarukan perlahan mulai ditinggalkan lantaran dapat merusak lingkungan dan berdampak buruk bagi generasi yang akan datang.

Adapun contoh sumber energi alterntif, yaitu:

1. Panas Matahari

Sumber energi alternatif yang tidak terbatas dari matahari bisa digunakan sebagai pembangkit listrik. Panas matahari dapat diubah menjadi listrik melalui bantuan panel surya. Kendati demikian, penggunaan panel surya masih jarang dan terbatas sebab harganya yang cukup mahal.

Panel surya dibuat dari bahan semikonduktor sehingga bisa menghasilkan listrik apabila diberi energi panas. Mengutip Interesting Engineering, ketika foton sinar matahari mengenai permukaan bahan semikonduktor, maka elektron bebas akan terlepas dan menjalar membentuk aliran listrik.

Di Indonesia, pemanfaatan panas matahari sebagai pembangkit listrik sudah mulai diterapkan, yaitu dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Badak 4 MW di Bontang, Kalimantan Timur.

Peralihan pemanfaatan energi panas matahari sebagai pembangkit listrik mulai diaplikasikan sebab jumlahnya yang tidak terbatas dan tidak akan habis. Selain itu, pemanfaatan sinar matahari juga bisa digunakan dalam berbagai alat elektronik, seperti mobil tenaga matahari dan ponsel pintar bertenaga matahari.

2. Air

Arus air bisa dimanfaatkan sebagai penggerak kincir atau turbin generator yang kemudian dialihkan menjadi energi listrik. Pemanfaatan arus air telah diterapkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik.

Sifat air yang bergerak dari tempat tinggi ke tempat rendah dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Salah satu contohnya, air sungai yang dibendung dengan volume besar, lalu dilepaskan dengan debit tertentu bisa menghasilkan listrik yang cukup untuk kehidupan manusia.

Walaupun dapat menghasilkan listrik dengan jumlah besar, namun penggunaan air sebagai pembangkit listrik juga memiliki risiko. Pembangunan turbin dan bendungan dapat mengancam habitat hewan yang hidup di sekitarnya. Sehingga, perlu pengembangan lebih lanjut agar manusia dan hewan sama-sama dapat memanfaatkan air dalam kehidupan masing-masing.

3. Panas Bumi

Panas bumi merupakan sumber energi kekal yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Panas yang berada di perut bumi akan menghasilkan uap yang nantinya dikelola sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB).

Tenaga panas bumi atau yang juga disebut tenaga hidrotermal keluar melewati celah batuan, seperti kawah. Panas bumi yang keluar secara alami cenderung lebih efisien untuk memutar turbin generator listrik.

Pemanfaatan panas bumi sebagai pembakit listrik sudah mulai diterapkan di Indonesia , seperti  PLTU Kamojang, Bandugng, Jawa Barat.

4. Angin

Embusan angin bisa dimanfaatkan untuk memutar kincir angin yang kemudian dapat berperan sebagai pembangkit listrik. Pembangkit listrik dengan elemen angin disebut sebagai energi alternatif yang paling bersih sebab tidak menghasilkan emisi dan polusi. Berbeda dengan panel surya yang bahannya bisa menjadi racun ketika dibuang.

Selain itu, penggunaan angin sebagai pembangkit listrik juga terbilang ramah lingkungan karena tidak mengganggu keberlangsung hidup hewan, tumbuhan, dan ekosistem di sekitarnya.

5. Biomassa

Energi terbarukan yang satu ini berupa sekam padi, cangkang sawit, ampas tebu, serbuk kayu, dan energi limbah pertanian yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan listrik.

6. Nuklir

Pemanfaatan nuklir sebagai pembangkit listrik didapat dari reaksi fisik beruntun zat yang menghasilkan energi. Walaupun cukup berbahaya lantaran mengemisikan zat radioaktif, nyatanya energi ini merupakan sumber energi alternatif dengan kemampuan menghasilkan listrik paling besar dibanding energi alternatif lainnya.

Mengutip U.S Departement of Energy, pembangkit listrik tenaga nuklir 1,5 kali lebih efisien dibanding gas alam, 2 kali lebih berguna daripada batu bara, 2,5 kali lebih efektif ketimbang tenaga angin, dan 3,5 lebih baik baik dari tenaga matahari. Artinya, jika satu reaktor nuklir dapat menghasilkan 1 gigawatt listrik, maka diperlukan 2 pembangkit batu bara dengan kapasitas 1 gigawatt untuk menghasilkan energi listrik dengan jumlah yang sama besar.

7. Etanol

Etanol merupakan energi alternatif berasal dari alkohol yang mengalami proses fermentasi pada tumbuhan, seperti gandum dan jagung yang digunakan sebagai bahan bakar minyak.

Etanol adalah salah satu hidrokarbon rantai pendek yang dijadikan sebagai bahan bakar. Namun, pemanfaatannya sebagai bahan bakar masih terbatas.