SKK Migas mengklaim pemberian insentif untuk Blok Mahakam telah membuahkan hasil positif terhadap upaya peningkatan produksi di wilayah kerja itu.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan dengan disetujuinya insentif kepada Pertamina Hulu Mahakam (PHM), maka program kerja seperti pengeboran, workover, serta well service di Blok Mahakam meningkat.
Kegiatan tersebut sudah pasti berkontribusi terhadap kenaikan produksi maupun lifting migas. "Bukan kemungkinan lagi, tapi untuk produksi pasti naik," ujar Julius kepada Katadata.co.id, Jumat (17/9).
Target produksi lifting Blok Mahakam di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 untuk minyak ditetapkan sebesar 22.000 barel per hari (bph) dan gas 410 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Sedangkan realisasi produksi migas Blok Mahakam menurut Julius hingga saat ini sudah melebihi target.
Tercatat, produksi blok migas ini hingga tanggal 14 September telah mencapai 484 mmscfd gas, dan minyak atau kondensat mencapai 23.138 bph.
Jika dibandingkan dengan produksi di bulan Agustus, maka produksi di bulan September ini mengalami kenaikan. Produksi pada Agustus sebesar 477 mmscfd gas dan minyak atau kondensat sebesar 22.137 bph.
Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Chalid Said Salim sebelumnya mengapresiasi langkah pemerintah yang telah memberikan persetujuan insentif fiskal untuk Blok Mahakam. Sehingga perusahaan optimistis menjalankan rencana kerja yang telah ditetapkan anak usahanya, Pertamina Hulu Mahakam.
Simak kinerja lifting migas sampai dengan semester I 2020 pada databoks berikut:
Untuk itu, PHI berharap agar pemerintah segera menyetujui pengajuan insentif untuk Blok Sanga-Sanga yang dikelola Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) dan Blok East Kalimantan yang dikelola Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). Mengingat insentif akan berdampak positif baik bagi pemerintah maupun perusahaan.
"Ini KKKS dengan skema gross split. Kami percaya Kementerian ESDM akan pastikan blok migas ini miliki bagi hasil yang agresif yang akan untungkan semua pihak," kata dia dalam webinar Perkembangan Kondisi Lingkungan Politik-Ekonomi Industri Hulu Migas Nasional, Selasa (14/9).
Menurut dia pemberian insentif cukup penting untuk memelihara keekonomian aset blok migas. Keberlanjutan investasi sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat produksi dan keberlangsungan migas hingga akhir kontrak.
Selain itu, pemberian insentif juga akan berdampak pada penerimaan negara hingga akhir kontrak selesai. Tak hanya itu, pemberian insentif juga akan mendukung keberlangsungan penjualan LNG domestik dan ekspor.