Pengembangan Lapangan Gas di Indonesia Tersendat Rendahnya Permintaan

Katadata
Unit pengolahan gas alam cair Blok Tangguh.
22/9/2021, 19.10 WIB

Upaya pemerintah mendorong rencana pengembangan (POD) lapangan gas di Indonesia diproyeksi sangat sulit karena permintaan gas yang rendah. Berbeda dengan minyak, komersialisasi gas menjadi bagian terpenting sebelum gas tersebut diproduksikan.

Sekretaris SKK Migas, Taslim Z. Yunus menyadari ada beberapa POD dengan potensi gas jumbo yang sebenarnya telah disetujui pemerintah. Namun hingga kini belum mendapatkan kepastian pasar atau belum memiliki pembeli.

Padahal kepastian adanya pembeli gas yang akan dihasilkan lapangan tersebut sangat penting untuk menentukan alokasi gas ketika menyusun desain awal pengembangan. Misalnya seperti di Blok Masela dan beberapa blok migas di Sumatera.

"Ini belum ada pasarnya. Ini adalah tantangan besar bagi kita semua bagaimana POD-POD yang sudah disetujui bisa dikomersialisasikan dan diproduksi dalam waktu dekat," kata dia dalam diskusi Arah Baru Industri Migas : Ketahanan Energi Dengan Memaksimalkan Pemanfaatan Natural Gas dan LNG Dalam Negeri, Rabu (22/9).

Sementara, berdasarkan catatan SKK Migas, dari tahun 2012 sampai saat ini pertumbuhan dari kebutuhan gas dalam negeri sangat rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. Bahkan pertumbuhan kebutuhan industri retail pada rata-rata hanya 1,02% per tahun.

"Kami gak henti-hentinya kerja sama dengan pembeli bagaimana agar cadangan-cadangan yang sudah POD dan sudah dikontrakkan bisa diambil sesuai dengan kontrak," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan