PLN Selesai Bangun Jaringan Listrik untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Foto udara alat berat beroperasi di proyek konstruksi jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Casting yard 1 Km 29, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/5/2021).
27/9/2021, 12.59 WIB

PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) berhasil melaksanakan energize atau pemberian tegangan pada proyek sistem jaringan kelistrikannya. Proyek ini untuk menjamin pasokan listrik untuk kereta cepat Jakarta-Bandung yang digarap PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

Proyek ini terdiri dari Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Poncol Baru-Poncol Baru II dan Gas Insulated Substation (GIS) 150 kV Poncol Baru II dengan nilai investasi sebesar Rp 165 miliar.

Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN, Haryanto WS mengatakan dua proyek ini sangat krusial dalam mendukung keberhasilan pengerjaan dan operasional kereta cepat tersebut. Proyek kelistrikan yang dibangun di Margahayu, Bekasi Timur, ini akan menjadi salah satu infrastruktur kelistrikan penting untuk Kota Bekasi.

“SUTT dan GIS ini dibangun sejak 2018 dengan memanfaatkan lahan gedung existing PLN ULTG Bekasi, sehingga dalam prosesnya membutuhkan pembangunan gedung pengganti terlebih dahulu,” kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (27/9).

Dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Barang dan Jasa mencapai 65,58%, proyek kelistrikan ini disebut sebagai salah satu infrastruktur yang sangat krusial dalam memperkuat sistem kelistrikan Jawa Barat.

Haryanto mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak dalam percepatan penyelesaian proyek, baik internal maupun eksternal. Kereta Cepat Jakarta Bandung diproyeksikan akan memiliki jalur sepanjang 142,3 kilometer.

Sehingga menjadi sistem transportasi kereta cepat pertama di Asia Tenggara. Menurutnya kehadirannya akan membawa percepatan mobilitas Jakarta – Bandung dengan waktu tempuh kurang dari 1 jam.

“Inovasi alat transportasi modern ini tentunya sangat membutuhkan suplai listrik yang terbaik dan dapat selalu diandalkan,” kata Haryanto.

Adapun proyek kereta cepat ini diperkirakan akan selesai pada 2022. Pada 18 Mei 2021, Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan proyek ini. Menurut penuturan presiden, progres proyek ini sudah mencapai 73% dan akan mejalani uji coba pada akhir 2022.

Namun proyek ini tengah menghadapi masalah. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan bahwa ada tiga masalah dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yakni kekurangan ekuitas dasar (base equity), pembengkakan biaya (cost overrun), dan defisit kas (cash deficit) pada masa operasi.

Cost overrun naik sekitar US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 27 triliun. Pada awalnya, proyek tersebut diperkirakan memakan biaya US$ 6,1 miliar atau sekitar Rp 87 triliun. Namun dalam rapat dengar pendapat antara Komisi VI DPR dengan PT KAI diketahui, biaya yang dibutuhkan mencapai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 114 triliun.

Kenaikan biaya terbesar berasal dari anggaran untuk engineering, procurement and construction (EPC) yang mencapai US$ 600 juta sampai US$ 1,2 miliar. “Indonesia menanggung Rp 4,1 triliun cost overrun yang diusulkan dipenuhi melalui PMN,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya.

Reporter: Verda Nano Setiawan