Sempat Terkendala, Pertamina Kebut Proyek JTB Rampung Tahun ini

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pekerja beraktivitas di area Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) usai prosesi Tajak Sumur di Desa Bandungrejo, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (9/10/2019).
19/10/2021, 10.58 WIB

Pertamina EP Cepu (PEPC) terus mengupayakan agar pengembangan proyek Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) dapat selesai pada akhir tahun ini. Pasalnya, pelaksanaan proyek yang sempat terkendala masalah fabrikasi ini secara keseluruhan telah mencapai lebih dari 90%.

General Manager Zona 12 PEPC JTB, Charles L Tobing mengatakan perkembangan proyek JTB saat ini telah mencapai lebih dari 90%. Oleh sebab itu, pihaknya akan terus berupaya untuk mencapai target proyek sesuai dengan rencana.

"PEPC senantiasa menyampaikan informasi secara berkala terkait perkembangan proyek JTB, serta mengutamakan komunikasi yang baik antara PEPC, mitra kerja, dan seluruh pihak yang terlibat sebagai salah satu penentu keberhasilan proyek JTB," katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (19/10).

Lebih lanjut, menurut dia perusahaan juga telah melaksanakan kewajiban dan pembayaran kepada PT Rekind selaku kontraktor proyek JTB sejak beberapa waktu lalu. Adapun proses pembayaran invoice tagihan dilakukan melalui sistem pembayaran yang diverifikasi sesuai proses bisnis yang berlaku di perusahaan.

Hal ini dilakukan guna memenuhi kriteria kebenaran penyajian laporan keuangan perusahaan berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan SKK Migas masih berusaha keras agar proyek JTB dapat onstream tahun ini. Sekalipun pelaksanaan proyek sempat terdampak akibat pandemi Covid-19.

Adapun mengenai material yang masih kurang, SKK Migas saat ini tengah mengupayakan untuk mencari penggantinya. "Masih sedang dicarikan pengganti secepatnya. Tetap berusaha terus," katanya.

Sebelumnya, SKK Migas menemukan kendala dalam pembangunan proyek Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB). Hal ini diketahui setelah regulator di sektor hulu migas ini melakukan inspeksi ke lokasi proyek.

Julius mengatakan berdasarkan inspeksi yang dilakukan bersama Kementerian ESDM, proyek JTB mengalami gangguan. Bahkan ada kekurangan beberapa material proyek.

Meski tak menjelaskan secara detail, namun SKK Migas saat ini tengah mengusahakan agar proyek tersebut dapat onstream sesuai jadwal. Saat ini Julius saat ini tengah berdiskusi dengan vendor proyek. "Molor semua. Deg-degan karena ternyata ada material yang kurang. Sedang kami usahakan untuk recovery dan percepat," kata dia.

Sedangkan, menurut PEPC, pandemi corona telah menyebabkan proses fabrikasi proyek JTB terlambat karena peralatan yang dibutuhkan untuk Engineering, Procurement and Construction - Gas Processing Facility (EPC-GPF) harus dipesan terlebih dahulu dari luar negeri.

"Terjadi delay dalam proses fabrikasi karena peralatan yang dibutuhkan di EPC Gas Processing Facilities (GPF) harus didatangkan dari luar, seperti Italia, Kanada, India dan lainnya," kata Charles.

Reporter: Verda Nano Setiawan