Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 7,78% secara tahunan (year-on-year) pada kuartal III tahun 2021. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 1995.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan sektor pertambangan tiap kuartal sejak 2000.
Berdasarkan data series tersebut, tidak ditemukan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian yang melebihi 7,78% pada satu kuartal.
Level tertinggi sebelumnya adalah 7,27% pada kuartal I tahun 2012 kemudian 6,93% di kuartal IV tahun 2009.
Deputi BPS Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edy Mahmud mengatakan pertumbuhan kategori pertambangan tertinggi sebelumnya adalah pada kuartal III tahun 1995.
Pada saat itu Indonesia masih dipimpin Presiden Soeharto di era Orde Baru. Pada periode kuartal III tahun 1995, sektor pertambangan tumbuh 7,85% secara tahunan.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan salah satu pendorong terbesar dari sektor pertambangan dan penggalian adalah bijih logam.
Pada kuartal III tahun 2021, pertambangan sektor bijih logam tumbuh 24,73% secara tahunan.
Kenaikan ini didorong oleh melonjaknya produksi tembaga dan emas.
Pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 18,08% di kuartal II/2021.
Industri batu bara dan lignit tumbuh 14,95% didorong oleh kenaikan produksi batu bara di kuartal III/2021. Pada kuartal II 2021, sektor ini tumbuh 13,27%.
"Pertambangan dan penggalian lainnya tumbuh 2,49% didorong oleh produksi kerikil, tanah liat, dan kapur,"tutur Margo Yuwono, dalam jumpa pers pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2021.
Dari sejumlah bidang usaha pertambangan, hanya pertambangan minyak, gas, dan panas bumi yang mengalami kontraksi.
Kontraksi disebabkan oleh turunnya produktivitas sumur minyak di Indonesia.
Harga beberapa komoditas melonjak tajam sejak akhir tahun lalu hingga dalam beberapa bulan terakhir, termasuk batu bara dan tembaga.
Sepanjang September dan Oktober, harga batu bara bahkan terus memecahkan rekor.
Pada 5 Oktober, harga batu bara di pasar future GC Newcastle mencapai US$269,5 per ton, yang menjadi rekor tertinggi dalam sejarah.
Harga batu bara melonjak karena tingginya permintaan dunia terutama dari Cina, negara-negara Eropa, dan India menyusul terjadinya krisis energi.
Selain sektor pertambangan, BPS juga mencatat ada 10 sektor lain yang tumbuh di kuartal III tahun ini,
Sektor tersebut adalah jasa kesehatan, infokom, perdagangan, pengadaan air, jasa keuangan, pengadaan listrik dan gas, konstruksi, industri pengolahan, pertanian, dan real estat.
Sementara itu, enam lapangan usaha mengalami konstraksi pada kuartal III tahun ini yakni akomodasi makanan dan minuman, jasa perusahaan, tramsportasi dan pergudangan, jasa pendidikan, administrasi pemerintahan, dan jasa lainnya.
Margo Yuwono mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sangat berdampak kepada beberapa sektor, terutama transportasi karena terbatasnya mobilitas masyarakat.
Seperti diketahui, pemerintah memberlakukann PPKM Darurat yang kemudian berganti nama menjadi PPKM Level 4 sejak 3 Juli.
Lima sektor lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi pada kuartal III tahun 2021 secara tahunan (year-on year)adalah:
1. Jasa kesehatan
Sektor tersebut tumbuh 14,06% atau menjadi yang tertinggi pada Juli-September tahun ini.
Pertumbuhan pada kuartal III bahkan lebih kencang dibandingkan pada kuartal sebelumnya yakni
11,62% (year on year).
Tingginya pertumbuhan sektor jasa kesehatan di kuartal III melanjutkan tradisi positif pertumbuhan double digit pada sektor tersebut sejak kuartal III tahun 2020.
Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor yang tumbuh paling pesat sejak pandemi Covid-1 melanda dunia.
Pertumbuhan sektor tersebut didorong melonjaknya kebutuhan di dunia kesehatan seperti obat-obatan.
2. Sektor pertambangan
3. Sektor infokom
Sektor tersebut tumbuh 5,51% pada kuartal III tahun ini, lebih rendah dibandingkan kuartal II yakni 6,87%
4. Perdagangan
Sektor perdagangan tumbuh 5,16% pada kuartal III tahun ini, lebih rendah dibandingkan kuartal II yakni 9,45%.
Pertumbuhan sektor tersebut terbantu dengan penjualan mobil dan motor yang melesat karena ada kebijakan bebas PPnBM dan DP 0%.
5. Pengadaan Air
Sektor tersebut tumbuh 4,56%, lebih tendah dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 5,78%.
Sementara itu, industri pengolahan tumbuh 3,68% pada kuartal III 2021, lebih rendah dibandingkan 6,58% pada kuartal II tahun 2021.
Kendati melemah, pertumbuhan sektor industri pengolahan tetap menjadi hal positif mengingat sektor ini terkontraksi sejak kuartal II tahun 2020.
Secara historis, industri pengolahan tumbuh sekitar 4-5% dalam periode 2017-2019.
Pertumbuhan industri pengolahan sangat penting mengingat sektor tersebut memiliki efek ganda ke beberapa sektor lainnya terutama di sektor hulu seperti pertanian.
Industri pengolahan juga menyerap tenaga kerja di Indonesia yakni sebesar 14,26 dari 131,05 juta angkatan kerja di Indonesia, berdasarkan data BPS per Agustus 2021.
Industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh tertinggi dengan angka mencapai 9,71% disusul dengan industri logam dasar ( 9,52%), dan industri makanan dan minuman (4,12).
Namun, ada beberapa industri yang terkontraksi di kuartal III yaitu industri kertas dan barang dari kertas, industri barang logam, komputer, dan barang elektronik, industri karet dan barang dari karet serta plastik, serta industri tekstil dan pakaian jadi.