Kementerian ESDM Ungkap 12 Proyek Smelter Terkendala Dana Rp64 Triliun

123RF.com/Chutima Chaochaiya
Ilustrasi smelter minerba.
10/11/2021, 13.21 WIB

Kementerian ESDM mencatat sebanyak 12 proyek pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral atau smelter saat ini tengah mengalami kendala pendanaan. Adapun kebutuhan dana yang diperlukan untuk pembangunan smelter tersebut mencapai US$ 4,5 miliar atau lebih Rp 64 triliun.

Direktur Jenderal Minerba Ridwan Djamaluddin mengungkapkan pendanaan merupakan salah satu dari beberapa kendala yang dihadapi proyek-proyek smelter di Indonesia. Dari 12 smelter/perusahaan yang mengalami kendala pendanaan tersebut, empat di antaranya adalah smelter nikel.

"Adapun dana pembangunan yang dibutuhkan US$ 4,5 miliar," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (10/11).

Adapun ke 12 perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: Gulf Mangan Grup (mangan), Bintang Smelter Indonesia (nikel), Macika Mineral Industri (nikel), Ang Fang Brothers (nikel), Teka Mining Resources (nikel), Mahkota Konaweeha (nikel).

Kemudian, Arta Bumi Sentra Industri (nikel), Sinar Deli Bantaeng (nikel), Dinamika Sejahtera Mandiri (bauksit), Laman Mining (bauksit), Kalbar Bumi Perkasa (bauksit), Smelter Nikel Indonesia (nikel).

Selain pendanaan, Ridwan juga membeberkan terdapat kendala operasional seperti perizinan terkait HGB, IMB, IPPKH terhadap lima perusahaan. Kendala lainnya yakni terkait berupa pasokan energi, setidaknya terdapat tujuh perusahaan yang masih terkendala soal penyediaan listrik.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan