Krisis Energi Eropa Mulai Mereda Berkat Tambahan Pasokan Gas Rusia

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi.
Penulis: Happy Fajrian
11/11/2021, 20.23 WIB

Secercah harapan akan meredanya krisis energi di kawasan Uni Eropa mulai muncul setelah Rusia meningkatkan pasokan gasnya ke kawasan tersebut melalui Polandia, Belarusia, dan Ukraina. Harga gas di Benua Biru pun mulai berangsur turun.

Rusia mulai menambah aliran gas ke Jerman atas perintah Presiden Vladimir Putin pada Senin (8/11) malam waktu setempat, untuk meningkatkan pasokan ke di Benua Biru. Krisis energi akibat terbatasnya pasokan dan mulai datangnya musim dingin membuat harga gas sempat melonjak hingga 400%.

Perusahaan gas pelat merah Rusia, Gazprom, pada Selasa (9/11) menyatakan bahwa mereka telah mulai mengisi ulang tangki-tangki penyimpanan gas di Eropa. Ini menekan harga gas di pasar spot. Namun analis menilai Rusia harus lebih banyak memompa gas ke kawasan itu agar harga bisa turun lebih besar.

Arus masuk gas ke Jerman melalui pipa Yamal-Eropa, yang mengalir melalui Belarus dan Polandia, telah meningkat menjadi sekitar 12,5 juta kilowatt jam (kWh) per jam di titik pengukuran Mallnow di perbatasan Polandia, naik dari 9,8 juta kWh/jam sehari sebelumnya.

Aliran gas ke Mallnow berada pada volume tertinggi dalam beberapa minggu terakhir meski masih jauh di bawah level September. "Aliran gas tidak mungkin tumbuh lebih besar lagi karena kontrak untuk Mallnow di Nomvember hanya 325 GWh/hari," kata analis Refinitiv, dikutip Reuters, Kamis (11/11).

Indikasi meredanya kekhawatiran krisis energi di Eropa, kontrak gas bulan depan Belanda, yang menjadi patokan Eropa, turun sebanyak 9% ke level terendah sejak 2 November pada Rabu, dan masih turun hampir 4% pada 67,40 euro per megawatt. jam (MWh).

Harga gas telah meningkat tahun ini karena faktor-faktor termasuk persediaan gas yang rendah dan peningkatan permintaan menyusul pemulihan ekonomi sejak pelonggaran penguncian Covid-19, serta pasokan yang lebih ketat dari biasanya dari Rusia.

Di Inggris krisis energi membuat beberapa perusahaan energi bangkrut, memukul banyak perusahaan di berbagai sektor seperti pangan dan pertanian, serta tagihan energi yang jauh lebih besar harus dibayarkan konsumen rumah tangga.

Menurut data, sebelum adanya tambahan pasokan dari Rusia, tingkat persediaan gas di Eropa baru mencapai 75,6% dari total pada Senin, dibandingkan dengan 93,9% pada tahun sebelumnya.

Dimulainya kembali aliran gas Rusia ke Jerman di Mallnow sedikit menenangkan pasar, terutama seiring datangnya musim dingin. Meski harus diakui pasokan gas yang dimiliki kawasan Eropa saat ini masih kurang untuk menghadapi musim dingin.

"Berapa banyak yang dapat Rusia kirim masih belum jelas, tetapi berdasarkan arus perdagangan historis selama periode Oktober-November, kami memperkirakan bahwa sekitar 2 miliar meter kubik volume tambahan mungkin tersedia sebelum akhir tahun," kata analis pasar gas di Rystad Energy, Emily McClain.