Kebakaran tangki minyak di Kilang Cilacap milik Pertamina pada Sabtu (13/11) berpotensi memukul kredibilitas perusahaan energi pelat merah tersebut di mata investor, yang akan mempengaruhi pencarian mitra bisnis.
Hal tersebut diungkapkan oleh anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Gerindra, Kardaya Warnika pada rapat kerja dengan Menteri ESDM, PLN, dan Pertamina di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (15/11).
Dia menyesalkan insiden kebakaran di Kilang Cilacap, Jawa Tengah. Sebab, ini merupakan insiden ketiga yang terjadi dalam rentang waktu satu tahun. Menurut dia, salah satu faktor terpenting pada industri minyak tidak hanya keuntungan, faktor keselamatan kerja juga harus diutamakan.
"Jika kondisi ini masih terus terulang, maka kredibilitas Pertamina di mata investor akan terus menurun. Pertamina akan sulit lagi mencari partner, karena partner akan melihat Pertamina, profesional atau tidak," ujarnya.
Dia pun mendesak agar Pertamina menggandeng lembaga internasional untuk mencari penyebab seringnya insiden terbakarnya pada tangki kilang. Selain itu, dia juga meminta agar ada sanksi yang diberikan kepada pimpinan Pertamina.
"Bu Nicke, tidak ada satu kilang pun yang dibangun dari uang Pertamina. Semua pakai uang negara. Jadi, istilahnya cari yang profesional. Jelas harus ada reward dan punishment. Saya enggak minta dipecat, tapi di-review," katanya.
Senada, Anggota DPR RI Komisi VII, Zulfikar Hamonangan meminta agar Pertamina dapat mengevaluasi kembali beberapa aset yang dioperasikan perusahaan pada fasilitas kilang. Kebanyakan aset yang dimiliki perusahaan sudah relatif cukup tua. "Ibarat kata besi ini sudah milik Madura gak bisa dipakai lagi dan sudah banyak berkarat," katanya.
Jika kondisi ini tak segera diperbaiki, maka selang tiga bulan, tidak menutup kemungkinan kebakaran akan terulang kembali. Sehingga uji coba kelayakan pada aset harus segera dilakukan sesegera mungkin.
Terpisah, Kapolda Jawa Tengah, Irjen (Pol) Ahmad Lutfhi menyatakan, kebakaran di tangki 36 T-102 di area PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap diduga akibat sambaran petir. Hal itu diungkapkan Kapolda dalam konferensi pers di gedung Patra Graha, Cilacap, Senin pagi (15/11).
Kapolda menjelaskan, sejauh ini pihaknya sudah memeriksa enam orang saksi dengan lima orang di antaranya adalah pihak eksternal. “Kelima saksi membenarkan bahwa pada Sabtu malam, 13 November 2021 saat terjadi insiden kebakaran terjadi hujan yang disertai petir di sekitar lokasi kejadian,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Hal ini diperkuat dengan keterangan saksi dari pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap. Keterangan dari BMKG, pada hari H ada dua titik petir dengan jarak 45 kilometer dan 12 kilometer.
"Ini nanti akan diperkuat keterangan dari ahli tentang bagaimana kondisi petir itu bisa menimbulkan induksi yang mengakibatkan kilatan cahaya,” kata Kapolda.
Lebih lanjut, Kepolisian juga sudah memeriksa rekaman tujuh kamera CCTV dengan dua di antaranya memperlihatkan bahwa pada pukul 19.10 WIB terlihat adanya kilatan cahaya petir yang disusul kebakaran.
"Dari keterangan para saksi, BMKG maupun internal Pertamina, saat ini kami menduga kebakaran yang terjadi di tangki 36 T-102 karena adanya induksi akibat sambaran petir. Tidak ada kelalaian maupun sabotase dalam peristiwa ini," tegas Kapolda.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Taruna Mona Rachman, membenarkan bahwa berdasarkan analisis terhadap alat deteksi petir di Banjarnegara, pada Sabtu (13/11) antara pukul 18.00-19.30 WIB terjadi dua sambaran petir, yakni pada pukul 18.47 WIB dan 19.23 WIB. "Yang terdekat dengan area kilang terjadi pukul 18.47 detik ke-27,” ujarnya.
Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap, Cecep Supriyatna mengatakan Pertamina secara terbuka mendukung dan menghormati proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh aparat berwajib.
"Kami siap membantu aparat yang berwajib dalam proses ini hingga tuntas dengan memberikan keterangan maupun data yang diperlukan. Untuk memastikan penyebab insiden, kami akan menunggu hasil investigasi," kata Cecep.