Harga Batu Bara Acuan Januari Anjlok Imbas Kenaikan Produksi Cina

ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.
Truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).
6/1/2022, 09.33 WIB

Kementerian ESDM atau Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan harga batu bara acuan (HBA) Januari 2022 US$ 158,5 (Rp 2,23 juta) per ton. Angka ini turun US$ 1,29 dibandingkan Desember 2021 US$ 159,79 (Rp 2,3 juta) per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, penurunan tersebut salah satunya dipicu oleh peningkatan produksi batu bara domestik di Cina.

"Pemerintah Tiongkok berusaha meningkatkan produksi batu bara dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ini berdampak pada meningkatnya stok batu bara dalam negeri," kata Agung dalam keterangan tertulis, Kamis (6/1).

HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya. Ini dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Nantinya, harga tersebut digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara di pasar spot selama sebulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu persediaan dan permintaan (supply and demand). Rinciannya sebagai berikut:

  1. Yang memengaruhi faktor turunan supply: cuaca, teknis tambang, kebijakan negara supplier hingga teknis di rantai pasok alias supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
  2. Yang memengaruhi faktor turunan demand: kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Sepanjang tahun lalu, harga batu bara acuan mengalami kenaikan pesat. Bahkan harganya mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Pada Januari 2021, harga batu bara US$ 75,84 per ton. Naik menjadi US$ 87,79 per ton pada Februari.

Sebulan kemudian harganya turun menjadi US$ 84,47 per ton. Namun selanjutnya, harga batu bara terus meningkat hingga mencapai US$ 215,01 (Rp 3,1 juta) per ton pada November 2021.

Rincian harga batu bara per bulan pada tahun lalu sebagai berikut:

  • Januari US$ 75,84 per ton
  • Februari US$ 87,79 per ton
  • Maret US$ 84,47 per ton
  • April di angka US$ 86,68
  • Mei US$ 89,74 per ton
  • Juni US$ 100,33 per ton
  • Juli US$ 115,35 per ton
  • Agustus US$ 130,99 per ton
  • September US$ 150,03 per ton
  • Oktober US$ 161,63 per ton
  • November US$ 215,01 per ton
  • Desember US$ 159,79 per ton

Di sisi lain, musim dingin di bagian utara dunia membuat kebutuhan listrik untuk penghangat ruangan meningkat tajam. Selain itu, kendala pasokan gas di Eropa menjadi faktor lain penurunan harga.

"Negara-negara di Eropa beralih ke batu bara untuk pembangkit listrik," kata Agung.

Reporter: Verda Nano Setiawan