Kementerian ESDM menargetkan produksi batu bara nasional tahun ini sebesar 663 juta ton. Angka tersebut jauh lebih besar 38 juta ton dibandingkan target 2021 yang hanya 625 juta ton.
Menteri ESDM Arifin Tasrif optimistis target produksi batu bara tahun ini bisa meningkat dibandingkan capaian 2021 sebab konsumsi domestik diprediksi juga ikut naik.
Target produksi batu bara tahun ini ditujukan untuk tujuan ekspor sebesar 497,2 juta ton. Sisanya, 165,7 juta ton diperuntukkan untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO).
"Tahun 2022 kita harapkan produksi ini bisa ditingkatkan menjadi 663 juta ton dan konsumsi domestik bisa meningkat 165,7 juta ton, mudah mudahan masalah pandemi bisa teratasi," ujarnya dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2021 dan Rencana Kerja Tahun 2022, Rabu (12/1).
Pada 2021, realisasi produksi batu bara nasional tercatat hanya mencapai 614 juta ton atau 98,24% dari target 625 juta ton. Terdiri dari realisasi untuk ekspor sebesar 435 juta ton dan untuk kebutuhan dalam negeri 133 juta ton.
"Kebutuhan domestik ini masuk sebagai penugasan bagi para produsen untuk bisa mencukupi kebutuhan batu bara dalam negeri baik untuk listrik maupun juga untuk industri," ujar Arifin. Simak databoks berikut:
Sebelumnya, Kementerian ESDM memperkirakan produksi batu bara Indonesia tahun 2022 di kisaran 637 juta ton hingga 664 juta ton.
"Rentang produksi untuk tahun depan (2022) di rentang sekitar 637 juta ton sampai yang tertinggi 664 juta ton," kata Direktur Pembinaan Program Ditjen Minerba, Sunindyo Suryo Herdadi dalam Minerba Virtual Fest 2021, Selasa (21/12/2021).
Di samping itu, lanjut Sunindyo, Kementerian ESDM juga masih memproses rencana kerja dari perusahaan-perusahaan tambang batu bara. Apalagi produksi batu bara pada 2021 dipastikan tidak akan mencapai target yang 625 juta ton.
Sementara, kebutuhan batu bara untuk DMO tahun 2022 diperkirakan mencapai 190 juta ton, naik 52,5 juta ton dibandingkan 2021 sebesar 137,5 juta ton.