Belum Final, Pertamina Tunggu Kepastian Dana Kompensasi BBM Pertalite

ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/hp.
SPBU Pertamina.
3/2/2022, 15.38 WIB

Pertamina menantikan kepastian pemberian dana kompensasi untuk BBM jenis Pertalite. Hal tersebut seiring dengan harga jual keekonomian produk Pertalite yang telah tembus Rp 11.000 per liter imbas terus naiknya harga minyak mentah dunia.

"Belum final, masih didiskusikan antar Kementerian. Kami juga masih menunggu," kata Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, SH C&T Irto Ginting kepada Katadata.co.id, Kamis (3/2).

Pemerintah disebut akan menganggarkan dana kompensasi kepada Pertamina atas campuran BBM jenis Premium di dalam Pertalite hingga Rp 30 triliun. Hal itu menyusul naiknya harga minyak mentah dunia yang telah menembus US$ 90 per barel.

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian Montty Girianna mengatakan sejak Januari 2021, perhitungan keekonomian harga BBM jenis Pertalite terus mengalami kenaikan seiring dengan melambungnya harga minyak dunia, dari Rp 6.000 per liter kini menjadi Rp 11.000 per liter.

Sementara, harga jual Pertalite ke masyarakat masih di Rp 7.650 per liter. Agar tidak berdampak kepada masyarakat dan keuangan Pertamina, pemerintah berencana menyiapkan dana kompensasi sekitar Rp 25-30 triliun. Hal tersebut agar harga jual Pertalite ke masyarakat tidak ikut naik.

"Pemerintah sepakat untuk memberikan kepastian angka itu disediakan pemerintah, dan gak akan melebihi angka yang tahun sebelumnya. Jadi gak lebih dari itu Rp 25-30 triliun mungkin ya. Tapi itu masih nanti sih sepertinya," kata dia dalam diskusi Energy Corner, (2/2).

Meski demikian, agar tepat sasaran, ke depan pemerintah juga berencana untuk mengalihkan pemberian subsidi BBM secara langsung ke masyarakat. Sembari menunggu hal tersebut terlaksana, pemerintah akan tetap melakukan pemberian skema kompensasi yang ada saat ini.

Montty optimistis pemerintah masih cukup kuat untuk memberikan dana kompensasi kepada Pertamina. Pasalnya, pergerakan harga minyak mentah dunia selalu bersifat dinamis dan tidak selamanya terus mengalami kenaikan.

Harga minyak jenis Brent untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun menembus US$ 90 per barel pada perdagangan Rabu (26/1). Meskipun ketika itu Brent ditutup pada level US$ 89,96 atau naik US$ 1,76 dibandingkan penutupan sehari sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (28/1), Brent sempat menyentuh level US$ 91,70 per barel.

Harga minyak acuan global ini kini bergerak di level US$ 89,40 per barel. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) juga terus naik mendekati US$ 90 per barel ke level US$ 88,45.

Reporter: Verda Nano Setiawan