AS Incar Kesepakatan Nuklir dengan Iran untuk Jinakkan Harga Minyak

Pertamina Hulu Energi
Pengeboran minyak lepas pantai.
Penulis: Happy Fajrian
9/2/2022, 11.08 WIB

Harga minyak mentah dunia turun lebih dari 2% pada penutupan perdagangan Selasa (8/2) atau Rabu pagi waktu Indonesia setelah Amerika Serikat (AS) dan Iran melanjutkan pembicaraan terkait kesepakatan nuklir.

Potensi kesepakatan ini akan membuka sanksi AS terhadap minyak Iran, sehingga akan meningkatkan pasokan dunia hingga 1 juta barel per hari (bph). Pembicaraan nuklir AS-Iran tengah berlangsung di Wina, Austria.

Harga minyak acuan dunia Brent turun US$ 1,91 atau 2,1% ke level US$ 90,78 per barel. Pada perdagangan intraday Senin (7/2), Brent sempat menyentuh US$ 94 per barel, tertinggi sejak Oktober 2014.

Sedangkan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 1,96 atau 2,1% ke level US$ 89,36 per barel. WTI sempat menyentuh level US$ 93,17 per barel pada perdagangan Jumat (4/2).

Dua harga minyak acuan dunia ini diprediksi mengalami tekanan besar selama beberapa bulan ke depan. Executive Director of energy futures di Mizuho Robert Yawger menyebut minyak akan mengalami “super backwardation” dengan harga turun US$ 1 per barel setiap bulan.

“Pemerintah AS mencoba untuk menjinakkan harga minyak dengan memulai negosiasi nuklir baru dengan Iran,” kata analis pasar Rystad Energy Louise Dickson, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/2). Simak perkembangan harga minyak pada databoks berikut:

Dia menambahkan bahwa kesepakatan nuklir AS-Iran akan menambah produksi minyak mentah dan kondensat ekstra dalam empat hingga enam bulan, atau bahkan lebih cepat karena Iran diperkirakan memiliki penyimpanan oil on water yang besar.

Halaman: