Target Produksi Molor Hingga 2030, Nasib Blok Masela Semakin Tak Pasti

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/hp.
Sebuah kapal berlabuh di sekitar stasiun terapung suplai minyak dan gas lepas pantai di perairan Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/11/2020).
16/2/2022, 17.36 WIB

Keputusan Inpex Corporation yang akhirnya memundurkan jadwal produksi proyek LNG Abadi Blok Masela hingga 2030 membuat pengembanganya semakin tak pasti. Apalagi saat ini perusahaan asal Jepang tersebut belum menemukan partner yang tepat untuk menggantikan Shell.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan dengan hengkangnya Shell dari proyek Blok Masela, sangat sulit bagi Inpex untuk menanggung 100% biaya yang bernilai miliaran dolar kedepannya.

Dia menyayangkan kondisi ini, karena potensi Blok Masela bisa merubah posisi Indonesia sebagai produsen gas dunia. "Gas kita berlimpah dan gas merupakan salah satu dari dua potensi terbesar Indonesia dalam bertransisi ke EBT," kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (16/2).

Menurut Moshe Indonesia sebenarnya telah kehilangan momentum yang bagus beberapa tahun lalu. Mengingat, saat ini pasar Asia sudah jenuh dengan pasokan LNG yang berasal dari Amerika Serikat dan Timur Tengah.

"Tidak bisa dipastikan apakah ada lagi momentum seperti ini kedepannya, kalau saja pemerintah tidak ikut campur dan membiarkan KKKS maju dengan keahlian dan teknologinya, Indonesia sudah bisa menikmati hasilnya saat ini," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan