Proyek 35 GW Masuk, Kelebihan Pasokan Listrik PLN Tahun Ini Membengkak

ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Pekerja PLN melakukan perawatan jaringan listrik di Jakarta.
Penulis: Happy Fajrian
23/2/2022, 17.32 WIB

PLN tahun ini bersiap menghadapi oversupply atau kelebihan pasokan listrik yang semakin besar seiring mulai masuknya proyek 35.000 megawatt (MW) atau 35 gigawatt (GW) ke dalam sistem kelistrikan nasional.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan tahun ini akan ada tambahan pasokan listrik sebesar 6 GW di Jawa dari proyek 35 GW. Sementara tambahan permintaan listrik diperkirakan hanya mencapai 800 MW. Artinya ada kelebihan pasokan listrik sekitar 5 GW.

“PLN saat ini mengalami oversupply yang luar biasa. Akan ada gap (jarak) yang besar mencapai 5 GW antara suplai listrik dan demand (permintaan),” ujarnya dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembangunan Green Industri Klaster antara PLN, Pertamina, dan Pupuk Indonesia, Rabu (23/2).

Dia menambahkan bahwa masalah kondisi kelebihan pasokan ini akan semakin memburuk seiring pengembangan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) yang akan menambah suplai listrik jika permintaan listrik tidak ada.

Darmawan mencontohkan, salah satu potensi listrik yang sangat besar di Memberamo yang mencapai 23 GW. Menurutnya ini merupakan tantangan besar karena potensi besar tersebut tidak diimbangi dengan permintaan energi yang sama besarnya.

“Ini menjadi tantangan luar biasa di mana source of energy dengan demand of energy tidak nyambung. Bagaimana menyambungkannya tentu kita harus membangun energy storage system yang mampu mentransmisikan energi ini dalam jarak yang cukup jauh dan masih ekonomis,” kata dia.

Kementerian ESDM Yakin Kelebihan Pasokan Listrik Hanya Sementara

Meski di tengah kondisi pasokan yang berlebih, Kementerian ESDM tetap berkomitmen untuk mengawal jadwal pelaksanaan Commercial Operation Date (COD) pembangkit listrik EBT agar berjalan sesuai target guna memenuhi target capaian bauran EBT 23% pada 2025.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana memastikan target tersebut telah dimonitor bersama PLN.

"Kami bersama dengan PLN memastikan bahwa titik-titik COD masih sesuai. Kami punya tim bersama untuk memantau ini," kata Dadan dikutip dari laman Kementerian ESDM, Selasa (8/2).

Hingga akhir 2021, bauran energi terbarukan mencapai 11,5% dari total energi nasional. Artinya masih terdapat selisih 11,5% lagi harus tercapai dalam empat tahun mendatang.

Selama masa tersebut, PLN maupun swasta akan bekerja keras mencapai 10 gigawatt (GW) hingga 2025. Selanjutnya, dalam jangka lima tahun atau 2030 ditargetkan bauran EBT mencapai 20,9 GW. Angka ini sesuai dengan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021-2030.

Dadan meyakini kelebihan pasokan listrik PLN hanya bersifat sementara karena konsumsi listrik Indonesia perlahan akan mengalami lonjakan menyusul negara lain di Asia Tenggara.

"Bicara konsumsi listrik masih rendah angka di bawah dari apa yang kita lihat di negara tetangga Malaysia misalnya tiga kali lipat dari kita. Ini adalah satu potensi ke depan, Indonesia masih akan tumbuh lebih cepat dan diperlukan listrik lebih banyak," ujarnya.