Kementerian ESDM mewaspadai ancaman kenaikan harga minyak dunia imbas perang di Ukraina terhadap perekonomian Indonesia. Saat ini harga minyak telah menembus US$ 100 per barel dan diperkirakan akan terus naik.
"Konflik Rusia dan Ukraina semakin membuat tren harga minyak yang sudah meningkat, akan semakin meningkat, " ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (25/2).
Dia mengatakan bahwa harga minyak hari ini semakin melambung, yang akan diikuti kenaikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) semakin menjauh dari asumsi dalam APBN 2022.
"Harga minyak Brent hari ini sudah tembus di atas US$ 100 per barel. Di sisi lain asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya US$ 63 per barel. Ini terus kita monitor dan perlu menjadi perhatian semua pihak," ujarnya.
ICP sejak awal pandemi atau April 2020 berada pada US$ 20 per barel, kini meningkat lebih dari 4 kali lipat hingga mencapai US$ 85,9 per Januari 2022. Tren akan semakin meningkat setelah konflik terbaru Rusia dan Ukraina.
Tren kenaikan harga, dan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, terus menjadi perhatian Pemerintah. Adapun sebagian minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia masih impor.
ICP dalam 6 bulan terakhir menunjukkan tren kenaikan, dimulai pada Agustus 2021 sebesar US$ 67,8 per barel dan terus meningkat tiap bulannya hingga Januari 2022. Simak databoks berikut: